Jumat, 27 Februari 2009

Ramuan Peningkat Vitalitas Kaum Pria

Ramuan obat asli Indonesia sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat karena sudah terbukti khasiatnya. Di samping efek sampingannya sangat kecil dibandingkan dengan obat modern, harganya pun jauh lebih murah. Hanya saja membuat ramuan membutuhkan waktu dan ketelatenan.
Lalu timbul pertanyaan apakah karena itu, yang memanfaatkan sampai saat ini lebih banyak kaum perempuan daripada laki-laki? Tentu masih bisa diperdebatkan. Kenyataannya, beberapa pria masih enggan atau malu untuk menggunakannya.
Padahal tidak sedikit penyakit atau gangguan yang diderita kaum pria dapat disembuhkan dengan ramuan tradisional. Khasiat yang bisa ditangguk sebenarnya cukup banyak, itupun dengan pertimbangan yang menguntungkan. Karena ramuan yang tersaji dari berbagai bahan tradisional ini tanpa ada efek samping.
Kelebihan lain, untuk mendapatkan bahan-bahannya cukup mudah. Dengan harga yang dapat dijangkau semua kalangan, bahkan boleh dikata sangat murah harganya. Berikut ini kita ketengahkan berbagai obat ramuan tradisional untuk mengatasi keluhan pria, seperti impotensi dan ejakulasi dini;
Impotensi
Ramuan 1 ;
Untuk menyembuhkan impotensi non-organik (bukan karena suatu penyakit) ramuan di bawah ini dapat diminum setiap malam sebelum tidur, dua jam setelah makan malam selama satu bulan.
10 g adas
15 g pulosari
2 butir kuning telur ayam kampung
25 butir merica hitam
1 sdm madu murni
3 siung bawang putih
Cara membuat:
Adas, pulosari, merica hitam, dan bawang putih ditumbuk halus. Tambahkan sedikit air panas. Setelah dingin campurkan kuning telur, kocok sampai rata, baru masukkan madu. Aduk sampai rata dan makanlah sampai habis setiap malam hari.
Ramuan 2 ;
1 ons jahe
1 butir telur ayam kampung
1 butir jeruk nipis besar
1 sendok makan kecap manis
1 sendok makan madu murni
7 butir merica
3 kuncup laos
Cara membuat:
Jahe diparut diambil airnya, telur dikocok sampai halus. Jeruk nipis diperas diambil airnya, merica ditumbuk halus. Semua bahan dicampur dan diaduk rata. Ramuan yang sudah jadi ini diminum setengah jam sebelum beraksi.
Ramuan 3
20 g daun sembung legi
35 g daun kaki kuda
20 g biji pronojiwo
10 g akar alang-alang
10 g akar valerian
2 butir telur ayam kampung
Cara membuat:
Semua bahan direbus dalam empat cangkir air hingga tinggal setengahnya. Air rebusan ini diminum dua kali sebanyak satu cangkir, dan setiap kali minum ditambah satu butir kuning telur ayam kampung.

Seputar Perempuan Yang Ganas Di Ranjang

Banyak mitos mengenai bagian tubuh perempuan yang dikaitkan dengan kegiatan seksualnya alias ganas dalam urusan seksual. Benar tidaknya semua mitos tersebut, bisa dilihat dari pasangan yang Anda miliki, apakah memiliki salah satu diantara sembilan mitos berikut ini.
1. Bibir sensual
Ada yang mengatakan bahwa perempuan yang memiliki bibir sensual memiliki kemampuan oral seks yang hebat. Pasalnya, bibir perempuan berjenis ini mempunyai peran dan aktifitas di ranjang.
2. Tubuh bangkok
Kaum lelaki akan sangat menyukai bentuk tubuh ideal seperti kaum bangkok (indo) ini. Katanya, perempuan yang memiliki tubuh seperti ini akan mempunyai tingkah yang galak dan binal kala ada di ranjang.
3. Bongkok udang
Jangan kecewa dulu kalau Anda perempuan yang memiliki tubuh dengan bongkok udang. Mitosnya, perempuan yang tubuhnya bongkok udang untuk urusan seks dia paling tahan lama dan ganas.
Pasalnya, perempuan dengan tubuh bongkok udang goyangannya bisa tahan lama untuk tidak cepat orgasme.
4. Dada montok
Siapa sih…yang tidak ingin memiliki dada montok. Keinginan seperti itu wajar saja. Bahkan perempuan yang berdada montok banyak diburu kaum lelaki, karena penampilannya yang merangsang.
5. Bulu halus di tubuh
Mitos untuk perempuan yang memiliki bulu halus di tubuh adalah, memiliki gelora seks yang mengebu-gebu dan sangat kuat dalam olahan asmara.
6. Tubuh Mungil padat
Kalau dulu lelaki banyak yang tidak suka berhubungan dengan perempuan mungil, karena akan sulit melahirkan. Tapi jangan salah, sekarang perempuan mungil banyak dicari.
Pasalnya, perempuan yang memiliki tubuh mungil dan padat sangat cerdik dan pandai saat melakukan atraksi di ranjang. Dan, si mungil juga tidak mudah menyerah pada serangan yang dilakukan oleh pasangannya.
7. Mata elang dan leher jenjang
Memiliki penampilan yang kalem dengan sorot mata tajam, perempuan ini memang diibaratkan seekor burung elang yang siap menerkam. Begitupula yang terjadi dalam kehidupan seksualnya, konon perempuan yang memiliki ciri-ciri tersebut akan selalu siap menerkam Anda terlebi dahulu.
8. Kaki belang
Perempuan yang memiliki kaki belang adalah mereka yang energik dan siap bermain dalam segala gaya. Hanya sayangnya, mungkin karena terlalu kurus, perempuan yang memiliki ciri seperti tidak mantap goyangannya.
9. Lesung pipit
Manis memang, jika melihat perempuan dengan lesung pipit. Tapi konon, perempuan seperti ini memiliki mitos yang kurang baik, yaitu pernikahannya sulit langgeng atau si lesung pipit akan tertarik dengan lelaki lain.
Dalam urusan ranjang, perempuan berlesung pipit sangat sulit puas, meski pada dasarnya si lesung pipit jika berada di ranjang seperti seekor singa betina yang garang.
Nah..mengenai benar tidaknya mitos di atas, semua bisa Anda buktikan sendiri dengan pasangan. Apakah mereka memiliki salah satu ciri-ciri di atas.

Rahasia Dua Belas Tahapan Kehidupan

Masyarakat Jawa percaya bahwa manusia akan mengalami 12 tahapan kehidupan. Tiap tahapan berlangsung satu tahun dengan naungan dewa masing-masing. Setelah 12 tahun, nasibnya akan kembali ke semula. Jadi siklus nasib manusia, menurut kepercayaan orang Jawa, berlangsung dalam 12 tahun.
Pada saat berumur satu tahun, seseorang dinaungi oleh Batara Surya. Mereka yang berada dalam naungan dewa ini termasuk juga orang-orang yang berusia 13, 25, 37, 49, 61, 73, 85, dan seterusnya (ditambah 12). Pada masa ini, mereka umumnya manja dan bergantung pada orang lain. Candranya Batara Surya adalah sunaring Bagaskara tumusing kalbu dengan kelinci sebagai lambang.
Karena itu, orang yang berada dalam naungan dewa ini hatinya selalu terang dan berani. Terang di hatinya membuatnya dapat ‘melihat’ yang akan terjadi atau dengan kata lain firasatnya cukup kuat. Kesehatannya selalu berhubungan dengan air dan sakit panas.
Seseorang yang menemukan jodoh pada usia dibawah naungan Batara Surya akan mendapatkan banyak anak, hidup tenteram dan tenang di rumah. Tapi Anda harus hati-hati karena akan banyak orang yang iri.
Ketika menginjak umur 2, 14, 26, 38, 50, 62, 74, 86, dan seterusnya (ditambah 12), seseorang berada dalam naungan Batara Brahma. Candra Batara Brahma yang kemratu ratu hewan pilihannya yang harimau membuat mereka yang berada dalam naungannya cenderung keras hati, angkuh dan ingin berkuasa.
Keinginan tersebut membuat kariernya cepat menanjak. Sayangnya seringkali ia tidak menyadari kalau sedang dimanfaatkan oleh atasannya. Setelah sadar, semuanya sudah terlambat dan hanya ada penyesalan. Karena itu pada usia ini Anda dianjurkan untuk tidak mudah percaya pada orang lain.
Kesehatan boleh dikatakan prima, tidak mudah terserang penyakit. Jika menemukan jodoh pada usia tersebut, akan selalu rukun sampai kakek nenek. Hal-hal yang membuat apes adalah terkena benda tajam seperti pisau, pedang, dan keris.
Tahun berikutnya, yaitu ketika seseorang berumur 3, 15, 27, 39, 51, 63, 75, 87 dan seterusnya (ditambah 12), ia berada dalam naungan Batari Durga.
Candranya dewa ini dugang mirowang dengan hewan perlambang kerbau. Mereka yang berada dalam naungannya umumnya menjadi mudah bingung dan tidak dapat berkonsentrasi.
Mereka umumnya kehilangan pegangan dan gairah hidup. Semua yang dikerjakannya hanya ikut-ikutan orang lain. Dengan demikian mereka manjadi mudah kena tipu. Jika ia seorang karyawan, posisinya dalam bahaya karena kairernya cenderung mandeg. Pendekatan pada Tuhan yang Maha Esa dan dukungan keluarga atau desakan kebutuhan bisa memperbaiki suasana.
Pada usia-usia ini, orang cenderung peka terhadap udara malam, air, serangan batuk, perut, dada dan kepala. Bertemu jodoh pada usia dibawah naungan Batari Durga haruslah hati-hati, karena hidup cenderung susah. Bahaya yang harus dihindari adalah terkena jerat, seperti jerat hutang dan kecelakaan

Memahami Hakikat Kehidupan

Banyak orang tidak paham untuk apa ia hidup didunia ini, sehingga kehidupannya bebas tanpa batas seperti yang kita lihat dalam masyarakat Barat atau dinegara kita sendiri. Mereka biasa berhubungan seksual tanpa melewati pernikahan, mengambil harta yang bukan haknya, membunuh, menipu, merampok, berpakaian telanjang, makan dan minum yang haram.
Orang-orang seperti diatas disebut tidak memahami arti hidup. Bagaimana seseorang mampu memahami arti hidup?, maka ia harus mampu memecahkan tiga persoalan mendasar berikut:
Dari mana saya berasal?
Untuk apa saya hidup didunia ini?
Kemana saya setelah mati?
Darimana saya berasal?

Ini merupakan pertanyaan yang wajar dan sesuai dengan fitrah manusia, bahkan seorang anak kecil-pun akan bertanya dari mana ia sebelum dilahirkan dan paling-paling ibunya menjawab bahwa ia berasal dari perut ibunya. Tetapi kita sebagai manusia dewasa yang berakal tentu tidak akan puas dengan jawaban dari perut ibu kita, untuk itu Sang Maha Pencipta telah memberikan informasi tentang keberadaan kita melalui wahyu-Nya yang tercantum dalam Al-Quran.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik (Al-Mukminun 12-14).
(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina (mani) (As-Sajdah 7).
Dan banyak ayat dan hadist lain yang menjelaskan bahwa Allah swt yang menciptakan kita, perkawinan, kehamilan dan kelahiran merupakan perantara saja dari proses penciptaan manusia oleh Allah swt.
Untuk apa saya hidup didunia ini?

Allah swt secara tegas menyatakan bahwa Ia menciptakan kita semata-mata untuk menyembah-Nya, artinya menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk menyembah-Ku (Adz-Dzaariyat 56).
Seorang manusia pada saat mencapai baligh, maka semua hukum syara’ (syari’at Islam) terbebani kepada dirinya (taklif). Ia harus tahu perintah yang harus dilakukan dan larangan yang harus ditinggalkan. Setiap gerak langkahnya harus diukur dari kacamata syari’at, dia wajib menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat dan haji, kewajiban sebagai suami dan istri, kewajiban menutup aurat, makanan yang halal, menghindari mengambil yang bukan haknya (suap, komisi, dan lain-lain.), tidak mengambil riba, kewajiban da’wah, jihad, dan lain-lain.
Mereka bisa saja mengaku beragama Islam tetapi tidak menjalankan perintah agama, bahkan ibadah ritual seperti: shalat, puasa, zakat dan haji-pun tidak dilakukan. Padahal Islam tidak sebatas ibadah ritual semata, Islam mengatur seluruh sisi kehidupan kita, seperti: sistem sosial (mu’amalah), ekonomi (iqtishadi), politik (siyasah), peradilan dan sanksi (‘uqubat), dan lain-lain.
Syari’at Islam melalui Al-Quran dan sunnah tidak akan melewatkan satu hal-pun dalam mengatur kehidupan manusia, karena aturan tersebut datang dari Sang Maha Pencipta yang tahu persis kebutuhan manusia dari dulu, sekarang dan akan datang.
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah Aku cukupkan atas kalian nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kalian (Al-Maidah 3).
Mereka yang memahami arti hidup maka setiap gerak langkahnya dalam mengarungi kehidupan selalu mengacu kepada syari’at, ia akan selalu berhati-hati dalam berbuat, lebih baik menunda sejenak dalam berbuat sebelum ia tahu persis apakah hal tersebut halal atau haram. Inilah manusia yang bertaqwa dan akan selamat dalam menempuh kehidupan dunia serta beruntung diakhirat nanti.
Orang-orang yang mengabaikan syari’at Allah swt, merekalah orang yang merugi karena mereka telah mengorbankan kehidupan akhirat yang abadi dengan mengutamakan kehidupan dunia yang sementara. Rasulullah saw menganalogikan kehidupan dunia “Bagaikan berteduh sejenak dibawah pohon (dunia) dalam menempuh perjalanan panjang yang abadi (akhirat)”. Kehidupan dunia bagaikan senda gurau belaka yang menyilaukan dan seharusnya akhiratlah tujuan utama kita.
Hai orang-orang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi (Al-Munafiqun 9).
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda-gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (Al-An’am 32).
Adapun orang yang melampui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya (An-Nazi’at 37-41).
Kemana saya setelah mati?

Setiap jiwa pasti mati dan jika sudah tiba saatnya (ajal) tidak akan dimajukan atau dimundurkan sedetik-pun, saat inilah sudah terlambat untuk bertaubat.
Dan bagi setiap umat ada ajalnya. Apabila ajal itu sudah datang tidak dapat mereka meminta diundurkan atau dimajukan sesaat juapun (Al-A’raf 34).
Dia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya aku beramal dahulu untuk hidupku ini” (Al-Fajr 24).
Ketika kita dibangkitkan diakhirat nanti, semua yang kita lakukan didunia akan dihisab satu persatu, tidak terkecuali, dosa kecil maupun besar, pahala kecil maupun besar. Keputusannya hanya dua syurga atau neraka.
Tiap-tiap jiwa akan dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya (Al-Mudatsir 38).
Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), tentu kami tidak termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala ini” (Al-Mulk 10).
Akhirul kalam, jika kita memahami arti hidup maka kita harus mengutamakan kehidupan akhirat karena dunia ini persinggahan sementara dari perjalanan panjang kehidupan kita. Kehidupan dunia harus digunakan untuk menyiapkan bekal sebanyak mungkin untuk kehidupan abadi diakhirat nanti.

Makna Ajaran “Wong Urip iku Mung Mampir Ngombe”

Secara harafiah, “Wong urip iku mung mampir ngombe” dapat diartikan orang hidup itu hanyalah istirahat sejenak untuk minum. Meskipun ungkapan tersebut mempunyai arti yang sederhana tetapi makna yang terkandung sangat dalam. Untuk dapat memahami makna ungkapan itu kita dituntut untuk memahami kehidupan manusia secara menyeluruh. Dalam budaya Jawa kehidupan manusia dimulai semenjak tumbuhnya bayi dalam kandungan ibu kemudian setelah bayi dilahirkan ke dunia, dimulailah kehidupan yang sebenarnya dunia. Dengan kematian seseorang, yaitu berpisahnya roh dan wadag manusia, dimulailah kehidupannya di alam lain yang belum kita ketahui pasti. Pemahaman tentang tiga kehidupan ini biasa dimanifestasikan sebagai alam purwa, madya dan wasana. Makna ungkapan “Wong urip itu mung mampir ngombe” mengacu kepada alam madya, yaitu kehidupan setelah manusia dilahirkan di dunia.

Mengisi Kehidupan yang Sesaat
Seperti kita ketahui manusia terlahir di dunia ini berbekal empat sifat dasar yang mewarnai kehidupannya, yang sering diistilahkan dengan aluamah, sefiah, amarah dan mutmainah, atau yang biasa juga diistilahkan dengan nafsu angkara, amarah, keinginan dan perbuatan suci. Nafsu-nafsu tersebut timbulnya dirangsang oleh anasir-anasir yang ada di dunia ini dan masuk melalui paningal (mata), pengucap (mulut), pangrungu (telinga) dan pangganda (hidung).

Anasir alam yang masuk melalui mata berwujud nafsu keinginan akibat rangsangan sesuatu yang terlihat oleh mata. Anasir alam yang masuk melalui mulut berupa kata-kata kotor yang diucapkan oleh mulut. Anasir alam yang masuk melalui telinga berwujud suara yang tidak enak didengar oleh telinga dan menyebabkan seseorang marah, kasar dan mata gelap. Sedangkan anasir alam yang masuk melalui hidung berwujud tindakan-tindakan baik karena hidung tidak mau menerima bau-bau yang tidak enak. Dengan bekal empat sifat dasar hidup itu, manusia diwajibkan menguasai keempat nafsu yang melekat pada dirinya. Dengan kata lain, manusia harus menguasai ketiga nafsu yang dapat menimbulkan tindakan-tindakan yang kurang baik, yaitu aluamah, amarah dan sufah, dan mengutamakan nafsu yang dapat menimbulkan tindakan-tindakan baik, yaitu mutmainah. Menguasai di sini diartikan sebagai memelihara mengatur ataupun mengendalikan. Apabila manusia dapat memelihara mengatur serta mengendalikan keempat nafsu-nafsu tersebut akan menjadi manusia teladan dalam arti dapat diteladani oleh orang-orang disekitarnya karena tindakan-tindakannya selalu terpuji.

Sebaliknya apabila manusia tidak dapat memelihara mengatur serta mengendalikan keempat nafsu-nafsunya, orang tersebut akan menampilkan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, sehingga ia dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya, oleh karena itu kehidupan di dunia yang hanya sesaat tersebut, yang dalam budaya Jawa diungkapkan istlah “wong urip iku mung mampir ngombe”, haruslah disibukkan dengan tindakan-tindakan memelihara, mengatur serta mengendalikan keempat nafsu manusia ini, sehingga kehidupan di dunia yang sifatnya hanya sesaat tersebut diisi dengan tindakan-tindakan terpuji, seperti tolong-menolong, mengasihi sesama, berbakti kepada nusa dan bangsa, saling hormat-menghormati, bermusyawarah untuk mencapai mufakat dan lain-lain. Dengan demikian apabila pada saat kematian, yaitu berpisahnya roh dan wadag manusia dapat diharapkan roh manusia tersebut akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu causa pria segala kehidupan di dunia ini.

Selamat sampai Tujuan
Kehidupan di dunia ini dapat diibaratkan sebagai perang antara nafsu baik dan nafsu yang tidak baik. Agar manusia dapat memenangkan perang tersebut, sehingga pada saat kematian rohnya kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia harus dapat menempatkan hati nuraninya di atas nafsu. Dengan kata lain, hati nurani manusia haruslah menguasai nafsu. Jika hati nurani dikuasai oleh nafsu pada saat kematian roh manusia dapat kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bagaimana agar seseorang dapat menjaga hati nuraninya selalu berada di atas nafsu? Budaya Jawa mengajarkan agar seseorang selalu menjalani laku, seperti berpuasa dan lain-lain, sebagai latihan pengendalian diri sehingga dapat mengendalikan diri apabila timbul rangsangan untuk bertindak yang tidak baik. Selain itu budaya Jawa juga mengajarkan agar seseorang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga selalu mendapatkan terang dari-Nya yang akan menyebabkannya dapat berpikir secara jernih dan bersih.

Tujuan hidup manusia adalah selamat di dunia maupun di alam kelanggengan. Untuk dapat mencapai tujuan itu manusia dituntut untuk terus menerus berjuang menegakkan kebenaran. Dalam kehidupan di dunia yang sesaat, manusia harus dapat mengisinya dengan tindakan baik. Oleh karena itu budaya Jawa selalu mengingatkan bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara sifatnya. Peringatan tersebut diungkapkan dalam istilah “wong urip iku mung mampir ngombe”. Apabila seseorang selalu ingat akan hal ini dan mengisi kehidupan sesaat dengan tindakan baik, maka dapatlah diharapkan tujuan hidup seseorang akan tercapai, yaitu selamat di dunia maupun di alam kelak nanti.

Aja dumeh mujudake pitutur luhur warisane para leluhur lan pinisepuh kang ngemu teges supaya jalma manungsa utawa titah sewantah anggone nglakoni penguripane ana ing alam donya ora ngendelake aji mumpung. Dumeh, mujudake kahanan kajiwan kang njalari sawijining pawongan nggunakake kesempatan(aji mumpung) kanggo kepentingane dhewe tanpa ngelingi sak padhane urip. Kesempatan kasebut ing ndhuwur bisa maujud drajat, pangkat, bandha donya, panguwasa, ilmu linuwih, kebagusane rupa lan liyane.
Ing donya Eropa utawa dunia barat uga nduweni sanepa “power tends to corrupt” kang nduweni teges yen kuwasa bisa njalari wong kang nyekel kuwasa kuwi nylewengake kekuwasaane kanggo kepentingane pribadhi lan ngianati marang wong kang ngamanati .
Wong urip mono kudu tansah eling marang kang nitahake urip ing alam donya, kudu tansah mawas marang sangkan paraning dumadi. Seko ngendi bibit kawite urip, ana ngendi saiki dumunung lan papan ngendi kang tembene bakal dituju. Kahanan kang bisa direngkuh ora kena njalari lali marang kodrate minangka kawulane Gusti. Kanthi mengkono sifat aja dumeh bisa njalari wong tansah eling marang asal-usule, sahengga ora nglali yen apa kang diduweni mung minangka titipan utawa amanate kang gawe urip. Sikep ini bisa nyurung supaya manungsa tansah nyukuri peparingane Gusti, kanthi nggunakake peparingane mau kanggo nyengkuyung kewajibane minangka khalifahe Gusti ing alam donya, kang nduweni kewajiban memayu hayuning bawana.
Kahanan urip kang dilakoni manungsa kena digambarake kaya dene cakramanggilingan utawa rodha kreta, kang ana sakperangane rodha sakwijining wektu mapan ing dhuwur nanging ing kala wektu liyane ganti mapan ing ngisor. Urip mujudake ganti gumiliring nasib. Mula saka kuwi nalikane wong lagi nduweni nasib kang apik ora kena gumedhe lan umuk marang sak padha-padha lan nalikane ngalami nasib kang ala uga aja nglokro utawa mutung.
Kadangkala wong urip diparingi kanikmatan kang tanpa kinira. Ana ing kahanan iki pitutur aja dumeh trep banget kanggo diamalake. Wong kudu tansah syukur lan uga kudu loma marang sak padhaning urip, ora kena umuk lan gumedhe nanging kudu tansah bisa sakmadya lan andhap asor.
Ana uga kahanane urip kang lagi diparingi pacoban nganti kadangkala wong sing rumangsa ora kuwat nglakoni kahanan mau nduweni panganggep yen donyane wis kiamat. Ngadepi kahanan mengkene, manungsa kudu tansah pasrah sumarah marang kang gawe urip lan sabar anarima ing pandum. Manungsa kudu nduweni keyakinan yen pacoban mau uga mujudake wujud katresnane Gusti kanggo nggembleng manungsa supaya tatag lan tanggon anggone nglakoni uripe.
Aja dumeh ngajarake manungsa tansah mawas diri lan nduweni keyakinan kang kuat menawa urip ing alam donya iki mung sakwetara mampir ngombe. Kabeh lelakone urip mujudake proses kang ora langgeng lan kabeh bakale dijaluk pertanggungjawabane mbesuk ing alam akherat.
Sifat utawa watak aja dumeh bisa diwedhar kanthi pitutur kayadene:
1.Aja dumeh kuwasa, tumindake daksura lan daksiya marang sakpadha-padha.
2. Aja dumeh pinter, banjur tumindak keblinger.
3. Aja dumeh sugih, banjur tumindak lali marang wong ringkih.
4. Aja dumeh menang, tumindake sak wenang-wenang.
5. Aja dumeh bagus, banjur gumagus.
6. Aja dumeh ayu, banjur kemayu, lan sakpiturute.
“Nyawa mung gaduhan, bandha donya mung sampiran”, mengkono pituture para winasis. Kanthi mengkono sejatine manungsa urip ing alam donya ora duwe apa-apa. Kayadene nalika dilahirake manungsa ora nggawa apa-apa, smono uga mengko yen wis tumeka titi wancine sowan ing ngarsa Gustine uga ora sangu apa-apa. Dadi apa kang bisa diumukake manungsa?

Ilmu Fiqih

Bismilahirrahmaanirrahiim
Setiap manusia yang mampu menyingkapkan dirinya dengan benar berdasarkan al-Qur'an akan selalu menghasilkan kodefikasi numerik 114 sebagai an-Naas dan sebagai Bani Adam yang menjadi Khalifah (Penguasa Pengetahuan Tauhid).
Petunjuk penyingkapan jati diri;

1) Tauhidkanlah dengan benar dan murni “Laa ilaaha illaa Allaah, Muhammadurrasulullah”, Tuhanmu Yang Maha Esa dan tempat bergantung (QS 112:1-4) dan Yang Maha Menciptakan (QS 96:1-5) dan Muhammad Utusan Allah, washilah dan pembimbingmu sebagai orang yang diberi nikmat yang banyak oleh Allah, yang akan mengiringimu memasuki Shirathaal Mustaqiim. Jangan syirik, baik yang halus maupun yang vulgar. Jauhi dunia perklenikan dan perdukunan karena merupakan salah satu instrumen Iblis yang nyata benar menjadi sarana pembodohan manusia yang berakal pikiran. Selain itu, dunia perdukunan dan perklenikan akan dapat menyebabkan manusia menjadi satanik. Juga , hati-hatilah, jangan pernah beranggapan bahwa doa dan memajang kaligrafi di rumahmu akan dapat mengusir setan. Hal ini termasuk syirik juga karena hanya Allah lah bukan karena kaligrafi atau rentetan doa yang mengusir setan. Khususnya setan dari dalam dirimu yaitu was-was dihati (QS 114:1-4) yang berkembang menjadi buruk sangka kepada sesama makhluk atau bahkan buruk sangka kepada Tuhan. Doa hanya sekedar bahasa yang kita gunakan untuk memohon bantuan Allah SWT, jadi bukan karena doamu tetapi karena kehendak, kekuasaan, ampunan, rahmat dan kasih sayang Allah lah semua keinginanmu maujud. Selalu bersandarlah kepada-Nya.

2) Mulailah dari diri Anda sendiri, apakah berdasarkan profesi maupun berdasarkan apa yang Anda sukai. Apakah berdasarkan tanggal lahir, ataupun nama Anda sendiri, ataupun hal-hal lainnya yang mungkin.


Ketahuilah, al-Qur'an adalah suatu kesempurnaan pedoman yang rigid, namun fleksibel karena mempunyai arah pandangan dan pintu masuk berupa lingkaran kesempurnaan 360 derajat sebagai wujudnya kesempurnaan dan detak jantung kehidupan semua makhluk yaitu YaaSiin.

3) Singkapkanlah dengan panduan Iqra dan jiwa yang termurnikan dengan pedoman kepada akhlak Rasulullah Muhammad SAW. Berfikirlah dengan filosofis, logis, dan kreatif sebagai pemahaman tri-lateral untuk menyelami al-Qur’an yang pemahamannya bertingkat-tingkat mulai dari makna lahiriah yang terbaca, makna ilmiah yang tersingkap secara logis melalui nomor surat maupun ayatnya, maupun hakikat terdalam sebagai makna batiniah yang tersirat didalamnya, dan akhirnya menjadi dasar-dasar bagaimana Anda bertindak yaitu akhlak Rasulullah (simak QS 9:128-129, QS 10:9-10).

4) Ketika Tuhan memberikan petunjuk, berdoalah agar pengetahuan-Nya dilimpahkan kepadamu. Berendah dirilah dihadapan-Nya, sucikan dirimu ketika engkau ingin membaca Al Qur'an dan jauhilah hawa nafsu ketika membaca al-Qur’an. Penelusuran dengan meneliti nomor surat dan ayat, huruf-huruf, makna terdalam, dan simbol-simbol serta ungkapan yang dinyatakan dengan kisah Nabi dan orang beriman maupun kaum yang menentang Tuhan akan membantu melacak jejak-jejak historis Anda dalam al-Qur'an sebagai Bani Adam, anak-anak Adam yang menguasai Pengetahuan Tauhid. Engkau adalah “Khalifata” bagi dirimu sendiri dan orang-orang disekitarmu. Jangan takuti bahasa Arab di Al Qur’an, pelajarilah sedikit demi sedikit semampumu.

5) Jalankan perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Shalatlah dengan ikhlas dan ridha tanpa beban dan keinginan untuk ini atau itu. Shalatlah sebagai pemenuhan hak-hak Allah untuk menerima maghfirah (ampunan) yang dianugerahkan Allah kepadamu sebagai ‘Abd Allah yang berserah diri (Umat Islam) dengan ampunan dan taubat (Istighfar) yang menauhidkan dan menjadi bagian dari kontinuitas keseimbangan jagat raya. Sebagai muslim, engkau adalah tetapan awal mula yang menjadikan bagian dari eksistensi al-Aalamin (alam semesta global). Engkau adalah an-Naas (Qs 114), al-


Insaan(Qs 76), al-Mukminin(Qs 23), al-Mukmin(Qs 40) yang berasal dari "fii ahsaani taqwiim" (sebaik-baiknya bentuk) (Qs 95:4) yang bisa menjadi al-Insaan al-Kamil (QS 2:128-129) dibawah naungan Rahmaatan Lil Aalamin (Nabi Muhammad SAW), dengan pedoman Dzikrul Lil Aalamin (Al Qur’an), dan pengajaran Rabbul Aalamin. Sadarilah itu sebagai konsep fundamental!

6) Selama perjalanan Anda menelusuri Al Qur’an, Anda akan menemui berbagai hal yang dapat Anda terapkan maupun peringatan yang membantu Anda untuk memperbaiki apa yang perlu Anda perbaiki.

7) Hati-hati Iblis dan setan dari dirimu, was-was yang engkau tumbuhkan di dadamu, dan lingkungan sekelilingmu dapat menjadi Iblis dan setan yang menyesatkan. Iblis dan setan dapat berupa apa saja dan datang dari depan, belakang, kiri dan kanan (QS 7:17).

8) Sadarilah dalam dirimu bersemayam senyawa Iblis (kalor panas tubuh) yang dapat menjadikan dirimu satanik, dajjalik (buta mata hati, summum, bukmum umyun), dan menjadi bagian dari “kaum Yakjuj dan Makjuj” yaitu “kaum panjang angan-angan dan khayal” yang condong kepada ilusi mental yang menuruti hawa nafsu.

9) Perhatikanlah makanan dan minumanmu dari mana asal muasalnya, dan bagaimana komposisinya apakah mengandung senyawa yang membuat kalor tubuhmu menjadi tak tekendali atau tidak. Jangan sekalipun memakan “makanan dan minuman” yang “memabukkan” atau minuman tonik yang mempunyai kecondongan kepada meningkatnya kalor tubuh dan syahwat. Tetapi jangan bodoh untuk mengatakan alkohol murni itu haram, karena alkohol dapat dimanfaatkan untuk hal lain yang lebih berguna. Jika kita tidak memahami maksud halal dan haram dalam makanan dan minuman sebagai hasil olahan yang menyebabkan pengaruh buruk pada akal pikiran kita (kesehatan mental kita), maka kita semua akan di adzab Allah karena mengharamkan penampilan Asma dan Sifat-Nya, dan tentunya karena kita setiap hari menggunakan bahan bakar yang merupakan keluarga alkohol atau bahan-bahan lainnya yang bersinggungan secara alamiah. Jadi pikirkanlah jangan mengikuti kedunguan Iblis.


10) Jangan sandarkan dirimu pada amaliah lahirmu, apalagi dari pakaianmu, karena ke surga dan ke neraka bukanlah karena amaliah kita tetapi semata-mata karena anugerah Allah. Seandainya Allah hanya mengatakan bahwa tiket masuk surga karena amal lahiriah semata, maka ketahuilah seumur hidup ibadahmu yang terbaik sekalipun tak akan sanggup untuk membalas limpahan keikhlasan Allah untuk menciptakan selembar bulu rambut yang ada di lubang hidungmu. Perbanyaklah amaliah lahir dengan landasan batin yang benar, dengan ikhlas dan ridha tanpa kecenderungan untuk mendapatkan surga atau neraka, apalagi ingin menjadi kaya di dunia. Keikhlasanmu adalah keikhlasan Allah yang telah menciptakanmu. Tanpa ikhlas-Nya maka makhluk tak akan pernah ada.

11) Ketahuilah, ibadahmu tak ada hubungannya dengan kekayaanmu di dunia. Karena itu ibadahmu hanya patut untuk Allah SWT karena engkau diciptakan sebagai cermin untuk menampilkan Pengetahuan-Nya dengan landasan penauhidan dan engkau sekedar menjadi abdi (‘Abd) yang menyembah-Nya.

12) Tahajudlah dan perbanyaklah istighfar dan memohon ampunan Allah, bagaimana pun kondisimu, baik keadaan susah maupun senang. Tahajudlah untuk memohon ampunan dan memohon ridha dan tambahan pengetahuan-Nya. Tahajud adalah shalat wajib yang akhirnya diringankan karena keterbatasan fisikal manusia. Jadi, sejatinya tahajud shalat wajib namun karena kalau malam manusia umumnya beristirahat maka shalat tahajud diringankan Allah hanya bagi yang mau dan mampu (QS 73:20).

13) Istiqamah-lah, jalankan semua ubudiyyahmu dengan ketekunan, bukan dengan nafsu dan ingin cepat-cepat menjadi ahli ibadah. Bukankah di al-Qur'an disebutkan untuk beribadah semampunya?Jangan menyesali apa yang tak bisa kau raih, lakukanlah semua ibadahmu semampumu, apapun kondisimu saat itu.

14) Setiap kali selesai shalat, perbanyaklah istigfar-mu, dzikirmu dengan kodefikasi 4x33 kali yaitu tahlil, tasbih, tahmid, dan takbir (urutannya bebas), dan perbanyaklah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW karena dialah yang menjadi washilah-mu sejak awal dan akhir penciptaan makhluk.
Perbanyaklah membaca surat al-Fatihah, an-Nashr, al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas dalam keadaan apapun.

15) Jangan pernah merasa diri paling beriman, paling suci, paling baik, ataupun sikap menyombongkan diri. Ketahuilah, sikap itu muncul dari kebodohan Iblis yang tidak tahu bagaimana dirinya diciptakan. Kebodohan adalah musuh Umat Islam yang memunculkan sikap banggga diri yang membahayakan. Ketahuilah semua makhluk diciptakan dengan limpahan kalimat Basmalah maka semua makhluk sejatinya menerima rahmat Allah SWT. Jadi, jangan menyombongkan diri karena kesombongan muncul dari penyakit Ghurur (bangga diri) yang akan menimbulkan sombong, takabur, riya, kedengkian dan sederetan penyakit Iblis yang akan sambung menyambung menggelapkan hati. Kalau ini terjadi, maka sebaik apapun lahiriahnya engkau menampilkan diri tak lebih dari keinginan untuk dipuja puji orang lain. Iblis adalah musuhmu, esensinya ada dalam diri setiap manusia maka ia akan selalu berupaya terus menerus menggodamu dengan berbagai cara, bahkan dengan jubah-jubah kesucian dan peribadahan sekalipun.

16) Mulailah berpikir dengan mendalam atas semua aktivitasmu. Jangan menjadi TAKLID buta, apalagi membebek dan nyambat apa kata orang, sikap ini muncul dari kebodohan Iblis. Juga, jangan mudah dipanas-panasi atau dibodohi dengan isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Boleh jadi berita itu adalah berita dari kaum al-Kafiruun atau al-Munafiquun.

17) Jangan lupakan bahwa semua itu tak lebih dari anugerah Allah karena realitas tegaknya semua makhluk adalah "Laa Hawla Walla Quwwaata Illa Billah"(Tiada daya dan upaya kecuali daya dan upaya Allah semata).

Rabu, 11 Februari 2009

DHANGHYANGAN [Para Ratuning Dhedhemit Ing Nusa Jawi]

Pupuh Sinom:
Apuranen sun angetang, lelembut ing nusa Jawi kang rumeksa ing nagara, para
ratuning dhedhemit, agung sawahe ugi yen eling sadayanipun, pedah kinaya
tulah, ginawe tunggu wong sakit, kayu aeng lemah sangar dadi tawa. Kang
rumiyin ing bang wetan. Durganeluh Maospahit lawan Raja Bohureksa iku
ratuning dhedhemit Blambangan kang winarni awasta Sang balabatu, aran
Butalocaya, kang rumeksa ing Kadhiri, Prabuyeksa kang rumeksa Giripura.
Sidagori ing Pacitan, Kaduwang si Klenthingmungil Endrayaksa ing Magetan,
Jenggala si Tujungputih, Prangmuka Surabanggi. Pananggulang Abur-abur
Sapujagad ing Jipang, Madiyun si Kalasekti, pan si Koreb lelembut ing Pranaraga.
Singabarong Jagaraga, Majenang Trenggilingwesi, Macan guguh Garobogan,
Kalajangga Singasari, Sarengat Barukuping Balitar si Kalakatung, Butakurda ing
Rawa, Kalangbret si Sekargambir, Carub-awor kang rumekso ing Lamongan.
Gurnita ing Puspalaya, si Lempur ing Pilangputih, si Lancuk aneng Balora,
Pagambiran Kalasekti, Kedhunggene Ni Jenggi, Ki Bajangklewer puniku ng
Langsem Kalabrahala Sdayu si Cicingmurti, Ki Jalangkah ing Candi Kahyanganira.
Semarang Baratkatiga, Pakalongan Gunturgeni, Pecalang si Sambangyuda,
Sarwaka ing Sukawati ing Padhas Nyai Ragil, Jayalelana ing Suruh Butatrenggiling
Tegal, ing Tegal si Guntinggeni, Kaliwungu Gutukapi kang rumeksa.
Magelang Ki Samaita, Dhadhungawuk Geseng nenggih, Butasalewah ing Pajang,
Manda-manda ing Matawis, Paleret Rajekwesi, Kuthagede Nyai Panggung,
Pragota Kartasura, Cirebon Setankoberi, Jurutaman ingkang aneng Tegallayang.
Genawati ing Seluman, Ki Kemandhang Wringinputih, si Karetek Pajajaran,
Sapuregel ing Betawi, Ki Drusul ing Banawi, ingkang aneng Gunung Agung, Ki
Tlekah ngawang-awang Ki Tapa ardi Marapi, Ni Taruki ingkang ana Tunjung
Banag. Setan kareteg ing Kendal, Pamasuhan Sapuangin, Kresnapada ing
Rangkudan, Ni Pandansari ing Srisig, kang aneng Wanapeti, Palangkaarsa
wastanipun, Ki Candung ing Sawahan, Plabuhan Ki Dudukwarih, Batutukang kang
aneng Palayangan. Ni rara Aris ing Bawang, ing Tidar Ki Kalasekti, Ki Padureksa
Sundara Ki Jalela ardi Sumbing, Ngungrungan Kesbumurti, Ki Krama ardi Rebabu,
Nirbangsan ardi Kombang, Prabu Jaka ardi Kelir, Ajidipa gunung Kendheng kang
den reksa. Ing Pasisir Butakala, ing Tlacap si Kalasekti, Kalanadhah ing Banyumas,
Sigaluh aran Prenthil Banjaran Ki Wewasi Kyai Korog ing Lowanu, gunung Duk
Geniyara, Nyai Bureng Parangtritis, Drembamoha ingkang aneng Prabalingga.
Ki Kerta Sangkalbolongan, Kedhungandhong Winongsari ing Jenu Ki Karungkala,
ing Pengging Banjaransari, ing Kedhu kang nenggani, anamaa Ki Candralatu,
Gunung Kendhalisada Kethekputih kang nenggani, Butaglemboh ing Ayah
kahyanganira. Ni Rara Dhenok ing Dewak, ing Tubin Nyai Bathithing ing Kuwu
Ki Juwalpayal, si Jungkit ing Guyanag nenggih, Trenggalek NiDaruni, Tunjungseta
Cmarasewu, Kalawadung Kenthongan, Jepara Ki Wanengtaji, Bagus Anom ing
Kudus kahyanganiraa.Magiri Ki Manglarmonga, ing Gading Ki Puspasari
Ketanggung Ki Klanthungwelah, Brengkalan si banaspati, Ni Kopek ing
Manolih, ing tengah si Sabukalu, Nglandhak Ki Mayangkara, si Gori
Kedhungcuwiri, Baruklinthing ingkang ana ing Bahrawa. Sunan Lawu ing
Argapura, ing Bayat si Puspakati, Cucukdandang ing Kartikan, kulawarga Tasih
Wedhi, kali Opak winarni, Sanggabuwana ranipun, si Kecek Pajarakan,
Cingcinggoling Kaliwening, ing Dhahrama Ulawelang kang rumeksa.
Kang aneng Kayulandheyan, Ki Daruna Ni Daruni, Bagus Karang aneng
RobanSungujaya Udanriris, Sidarangga Dalepih, si Gadhung Kedhunggarunggung,
kang neng Bajanegara, Citranaya kang nenggani, Genapura kanaan aneng
Majapura. Ki Logenjang ing Juwana, ing Rembang si Bajulbali, Ki Lender
ing Wirasaba, Madura Ki Butagrigis, kang ngreksa ing Matesih Jaranpanolih
ranipun, Ki Londir Pacangakan, si Landhep ing Jataisari, Ondar-andir ingkanag
aneng Jatimalang. Arya Tiron ing Lodhaya, Sarpaabangsa aneng Pening,
Perangtandanag ing Kasanga, ing Crewek Ki Mandamandi setan telagapasir,
ingkang aran Ki Jalingkung, Kalanadhah ing Tuntang, Bancuri Kalabancuri, kang
rumekso sukune ardi Baita. Ragadungik Randhulawang, ing Sendhang Retna
Pengasih Butakapaa ing Prambanan, Bok Sampurna ardi Wilis, Raden
Galinggangjati kang rumeksa Gajahmungkur, si Gendruk ing Talpegat, Ngembet
Raden Panjisari, Pagerwaja kang aran Udakusuma. Ki Penthul ing Pakacangan,
Cangakan si Dhodhotkawit kalangkung ing sektinira, titihane kudha putih, cakra
payungireki lar waja kekemulipun, pan sami rinajegan, respati rajege wesi,
camethine pat-upate ula lanang. Sinabetaken mangetan, ana lara teka bali,
tinulak bali mengetan mangidul, panyaberneki, lara prapta ambalik, tinulak bali
mangidul ngulon banyabetira ana lara teka bali, pan tinulak mangulon bali kang
lara.Mangalor panyabetira, ana lara teka bali, mangalor balitinulak anulya
nyabet manginggil, lara prapta ambalik tinulak bali mandhuwur nulya nyaber
mangandhap, ana lara teka bali, pan tinulak larane bali mangandhap. Dhemit
kang aneng Jepara, lan dhemit kang aneng Pati kalangkung kasektenira,
Juweyawastanireki, Gus rema Tambaksuli, Kudhapeksa ing Delanggung, Ki
Klunthung Ringinpethak, Ni Gambir ing Glagahwangi, si Kacubung
Kadilangu kang den reksa. Ni Duleg ing Pamancingan, Guwa langse Nini Suntring,
kang rumeksa Parangwedang raden Arya Jayengwesti, kabeh urut pasisir,
kulawarga Nyai Rara Kidul, sampun pepak sadaya, paraa ratuning dhedhemit,
nusa Jawa pangeran kang rumeksa.
Wasiat Syeh Amongraga (Gent13)
Wasiat dan Ajaran Syekh Amongragapewaris ajaran Syekh Siti Jenar pada masa Sultan Agung Hanyokusumo (1645).
Mengenai rincian kehidupan dan ajaran Syekh Amongraga dapat dibaca di serat
Centini> Syekh Amongraga mewasiatkan berbagai inti ajaran yang meliputi
(Primbon Sabda Sasmaya; hlm. 24):
1. Rahayu ing Budhi (selamat akhlak dan moral).
2. Mencegah dan berlebihnya makanan.
3. Sedikit tidur.
4. Sabar dan tawakal dalam hati.
5. Menerima segala kehendak dan takdir Tuhan.
6. Selalu mensyukuri takdir Tuhan.
7. Mengasihi fakir dan miskin.
8. Menolong orang yang kesusahan.
9. Memberi makan kepada orang yang lapar.
10. Memberi pakaian kepada orang yang telanjang.
11. Memberikan payung kepada orang yang kehujanan.
12. Memberikan tudung kepada orang yang kepanasan.
13. Memberikan minum kepada orang yang haus.
14. Memberikan tongkat penunjuk kepada orang yang buta.
15. Menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat.
16. Menyadarkan orang yang lupa.
17. Membenarkan ilmu dan laku orang yang salah.
18. Mengasihi dan memuliakan tamu.
19. Memberikan maaf kepada kesalahan dan dosa sanak-kandung, saudara, dan
semua manusia.
20. Jangan merasa benar, jangan merasa pintar dalam segala hal, jangan merasa
memiliki, merasalah bahwa semua itu hanya titipan dari Tuhan yang membuat
bumi dan langit, jadi manusia itu hanyalah sudarma (memanfaatkan dengan baik
dengan tujuan dan cara yang baik pula) saja. Pakailah budi, syukur, sabar,
menerima, dan rela. tindakan manusia di dalam menyelami kehidupan di bumi ini, yang disebut Syekh
Siti Jenar sebagai alam kematian. Dalam memahami 20 ajaran tersebut,
hendaknya jangan terjebak dalam segi kontekstualnya saja, namun hendaknya
diselami dengan segenap nalar dan rasa batin.
4 ajaran utama Mangkunegoro IV
1. Sembah Raga
Sembah raga ialah menyembah Tuhan dengan mengutamakan gerak laku badaniah
atau amal perbuatan yang bersifat lahiriah. Cara bersucinya sama dengan
sembahyang biasa, yaitu dengan mempergunakan air (wudhu). Sembah yang
demikian biasa dikerjakan lima kali sehari semalam dengan mengindahkan
pedoman secara tepat, tekun dan terus menerus, seperti bait berikut:
Sembah raga puniku / pakartining wong amagang laku / sesucine asarana saking
warih / kang wus lumrah limang wektu / wantu wataking wawaton 34
Sembah raga, sebagai bagian pertama dari empat sembah yang merupakan
perjalanan hidup yang panjang ditamsilkan sebagai orang yang magang laku (calon
pelaku atau penempuh perjalanan hidup kerohanian), orang menjalani tahap awal
kehidupan bertapa (sembah raga puniku, pakartining wong amagang laku).
Sembah ini didahului dengan bersuci yang menggunakan air (sesucine asarana
saking warih). Yang berlaku umum sembah raga ditunaikan sehari semalam lima
kali. Atau dengan kata lain bahwa untuk menunaikan sembah ini telah ditetapkan
waktu-waktunya lima kali dalam sehari semalam (kang wus lumrah limang wektu).
Sembah lima waktu merupakan shalat fardlu yang wajib ditunaikan (setiap muslim)
dengan memenuhi segala syarat dan rukunnya (wantu wataking wawaton).
Sembah raga yang demikian ini wajib ditunaikan terus-menerus tiada henti (wantu)
seumur hidup. Dengan keharusan memenuhi segala ketentuan syarat dan rukun
yang wajib dipedomani (wataking wawaton). Watak suatu waton (pedoman) harus
dipedomani. Tanpa mempedomani syarat dan rukun, maka sembah itu tidak sah.
Sembah raga tersebut, meskipun lebih menekankan gerak laku badaniah, namun
bukan berarti mengabaikan aspek rohaniah, sebab orang yang magang laku selain
ia menghadirkan seperangkat fisiknya, ia juga menghadirkan seperangkat aspek
spiritualnya sehingga ia meningkat ke tahap kerohanian yang lebih tinggi.
2. Sembah Cipta (Kalbu)
Sembah ini kadang-kadang disebut sembah cipta dan kadang-kadang disebut
sembah kalbu, seperti terungkap pada Pupuh Gambuh bait 1 terdahulu dan Pupuh
Gambuh bait 11 berikut:
Samengkon sembah kalbu/ yen lumintu uga dadi laku/ laku agung kang kagungan
narapati/ patitis teteking kawruh/ meruhi marang kang momong. 35
Apabila cipta mengandung arti gagasan, angan-angan, harapan atau keinginan
yang tersimpan di dalam hati 36 , kalbu berarti hati 37 , maka sembah cipta di sini
mengandung arti sembah kalbu atau sembah hati, bukan sembah gagasan atau
angan-angan.
Apabila sembah raga menekankan penggunaan air untuk membasuh segala
kotoran dan najis lahiriah, maka sembah kalbu menekankan pengekangan hawa
nafsu yang dapat mengakibatkan terjadinya berbagai pelanggaran dan dosa (sucine
tanpa banyu, amung nyunyuda hardaning kalbu).
Thaharah (bersuci) itu, demikian kata Al-Ghazali, ada empat tingkat. Pertama,
membersihkan hadats dan najis yang bersifat lahiriah. Kedua, membersihkan
anggota badan dari berbagai pelanggaran dan dosa. Ketiga, membersihkan hati
dari akhlak yang tercela dan budi pekerti yang hina. Keempat, membersihkan hati
nurani dari apa yang selain Allah. Dan yang keempat inilah taharah pada Nabi dan
Shiddiqin 38
Jika thaharah yang pertama dan kedua menurut Al-Ghazali masih menekankan
bentuk lahiriah berupa hadats dan najis yang melekat di badan yang berupa
pelanggaran dan dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh. Cara membersihkannya
dibasuh dengan air. Sedangkan kotoran yang kedua dibersihkan dan dibasuh tanpa
air yaitu dengan menahan dan menjauhkan diri dari pelanggaran dan dosa.
Thaharah yang ketiga dan keempat juga tanpa menggunakan air. Tetapi dengan
membersihkan hati dari budi jahat dan mengosongkan hati dari apa saja yang
selain Allah.
3. Sembah Jiwa
Sembah jiwa adalah sembah kepada Hyang Sukma (Allah) 39 dengan
mengutamakan peran jiwa. Jika sembah cipta (kalbu) mengutamakan peran kalbu,
maka sembah jiwa lebih halus dan mendalam dengan menggunakan jiwa atau alruh.
Sembah ini hendaknya diresapi secara menyeluruh tanpa henti setiap hari dan
dilaksanakan dengan tekun secara terus-menerus, seperti terlihat pada bait
berikut:
Samengko kang tinutur/ Sembah katri kang sayekti katur/ Mring Hyang Sukma
suksmanen saari-ari/ Arahen dipun kecakup/ Sembahing jiwa sutengong 40
Dalam rangkaian ajaran sembah Mangkunegara IV yang telah disebut terdahulu,
sembah jiwa ini menempati kedudukan yang sangat penting. Ia disebut
pepuntoning laku (pokok tujuan atau akhir perjalanan suluk). Inilah akhir perjalann
hidup batiniah. Cara bersucinya tidak seperti pada sembah raga dengn air wudlu
atau mandi, tidak pula seperti pada sembah kalbu dengan menundukkan hawa
nafsu, tetapi dengan awas emut (selalu waspada dan ingat/dzikir kepada keadaan
alam baka/langgeng), alam Ilahi. Betapa penting dan mendalamnya sembah jiwa
ini, tampak dengan jelas pada bait berikut:
Sayekti luwih perlu/ ingaranan pepuntoning laku/ Kalakuan kang tumrap
bangsaning batin/ Sucine lan awas emut/ Mring alaming lama amota.41
Berbeda dengan sembah raga dan sembah kalbu, ditinjau dari segi perjalanan
suluk, sembah ini adalah tingkat permulaan (wong amagang laku) dan sembah
yang kedua adalah tingkat lanjutan. Ditinjau dari segi tata cara pelaksanaannya,
sembah yang pertama menekankan kesucian jasmaniah dengan menggunakan air
dan sembah yang kedua menekankan kesucian kalbu dari pengaruh jahat hawa
nafsu lalu membuangnya dan menukarnya dengan sifat utama. Sedangkan sembah
ketiga menekankan pengisian seluruh aspek jiwa dengan dzikir kepada Allah seraya
mengosongkannya dari apa saja yang selain Allah.
Pelaksanaan sembah jiwa ialah dengan berniat teguh di dalam hati untuk
mengemaskan segenap aspek jiwa, lalu diikatnya kuat-kuat untuk diarahkan
kepada tujuan yang hendak dicapai tanpa melepaskan apa yang telah dipegang
pada saat itu. Dengan demikian triloka (alam semesta) tergulung menjadi satu.
Begitu pula jagad besar dan jagad kecil digulungkan disatupadukan. Di situlah
terlihat alam yang bersinar gemerlapan. Maka untuk menghadapi keadaan yang
menggumkan itu, hendaklah perasaan hati dipertebal dan diperteguh jangan
terpengaruh apa yang terjadi. Hal yang demikian itu dijelaskan Mangkunegara IV
pada bait berikut:
"Ruktine ngangkah ngukud / ngiket ngruket triloka kakukud / jagad agung ginulung
lan jagad alit / den kandel kumandel kulup / mring kelaping alam kono."
4. Sembah Rasa
Sembah rasa ini berlainan dengan sembah-sembah yang sebelumnya. Ia didasarkan
kepada rasa cemas. Sembah yang keempat ini ialah sembah yang dihayati dengan
merasakan intisari kehidupan makhluk semesta alam, demikian menurut
Mangkunegara IV.
Jika sembah kalbu mengandung arti menyembah Tuhan dengan alat batin kalbu
atau hati seperti disebutkan sebelumnya, sembah jiwa berarti menyembah Tuhan
dengan alat batin jiwa atau ruh, maka sembah rasa berarti menyembah Tuhan
dengan menggunakan alat batin inti ruh. Alat batin yang belakangan ini adalah alat
batin yang paling dalam dan paling halus yang menurut Mangkunegara IV disebut
telenging kalbu (lubuk hati yang paling dalam) atau disebut wosing jiwangga (inti
ruh yang paling halus).
Dengan demikian menurut Mangkunegara IV, dalam diri manusia terdapat tiga
buah alat batin yaitu, kalbu, jiwa/ruh dan inti jiwa/inti ruh (telengking kalbu atau
wosing jiwangga) yang memperlihatkan susunan urutan kedalaman dan
kehalusannya. Pelaksanaan sembah rasa itu tidak lagi memerlukan petunjuk dan
bimbingan guru seperti ketiga sembah sebelumnya, tetapi harus dilakukan salik
sendiri dengan kekuatan batinnya, seperti diungkapkan Mangkunegara IV dalam
bait berikut:
Semongko ingsun tutur/ gantya sembah lingkang kaping catur/ sembah rasa karasa
wosing dumadi/ dadi wus tanpa tuduh/ mung kalawan kasing batos.42
Apabila sembah jiwa dipandang sebagai sembah pada proses pencapaian tujuan
akhir perjalanan suluk (pepuntoning laku), maka sembah rasa adalah sembah yang
dilakukan bukan dalam perjalanan suluk itu, melainkan sembah yang dilakukan di
tempat tujuan akhir suluk. Dengan kata lain, seorang salik telah tiba di tempat yang
dituju. Dan di sinilah akhir perjalanan suluknya. Untuk sampai di sini, seorang salik
masih tetap dibimbing gurunya seperti telah disebut di muka. Setelah ia diantarkan
sampai selamat oleh gurunya untuk memasuki pintu gerbang, tempat sembah yang
keempat, maka selanjutnya ia harus mandiri melakukan sembah rasa.
Pada tingkatan ini, seorang salik dapat melaksanakan sendiri sembah rasa sesuai
petunjuk-petunjuk gurunya. Pada tingkat ini ia dipandang telah memiliki
kematangan rohani. Oleh karena itu, ia dipandang telah cukup ahli dalam
melakukan sembah dengan mempergunakan aspek-aspek batiniahnya sendiri.
Di sini, dituntut kemandirian, keberanian dan keteguhan hati seorang salik, tanpa
menyandarkan kepada orang lain. Kejernihan batinlah yang menjadi modal utama.
Hal ini sesuai dengan wejangan Amongraga kepada Tambangraras dalam Centini
bait 156. Sembah tersebut, demikian dinyatakan Amongraga, sungguh sangat
mendalam, tidak dapat diselami dengan kata-kata, tidak dapat pula dimintakan
bimbingan guru. Oleh karena itu, seorang salik harus merampungkannya sendiri
dengan segala ketenangan, kejernihan batin dan kecintaan yang mendalam untuk
melebur diri di muara samudera luas tanpa tepi dan berjalan menuju
kesempurnaan. Kesemuanya itu tergantung pada diri sendiri, seperti terlihat pada
bait berikut:
Iku luwih banget gawat neki/ ing rarasantang keneng rinasa/ tan kena ginurokake/
yeku yayi dan rampung/ eneng onengira kang ening/ sungapan ing lautan/ tanpa
tepinipun/ pelayaran ing kesidan/ aneng sira dewe tan Iyan iku yayi eneng ening
wardaya
4 ajaran utama Mangkunegoro IV
Manusia : Penciptaan Dan Hidupnya.
Manusia merupakan :
1. Ciptaan Tuhan yang paling sempurna di antara semua mahluk.
2. Microcosmos (Jagad Alit = Bawono Alit) yang sempurna dariMacrocosmos
(Jagad Ageng = Bawono Ageng).
3. Kerajaan Allah dalam bentuk kecil.
4. Perwujudan dari keindahan Tuhan yang sangat indah.
5. Kalifah Tuhan yang Kuasa (sebagai Utusan) tetapi tidak Maha
Kuasa (bukan Tuhan).
Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena Tuhan
berkata :Aku berikan segalanya kepada manusia¡¨.
Berfirmanlah Allah : ¡§Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang
melata yang merayap di bumi¡¨. Maka Allah menciptakan manusia itu
menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia.
Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan
menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia
itu menjadi mahluk yang hidup.
(Al Kitab, Kejadian 1: 26-27b, 2 : 7)
Bahwa pada awalnya dunia ini kosong lalu Allah menciptakan langit dan
bumi beserta segala isinya, membuktikan bahwa Allah Maha Besar dan
Maha Kuasa. Semua itu dapat tercipta dari daya cipta Tuhan sendiri
atau sifat Allah sendiri yang Pemurah, Pengasih lagi Penyayang (Ar
Rakhman Ar Rakhiim). Manusia adalah ciptaan Tuhan Allah yang paling
sempurna karena Allah menciptakan manusia menurut gambarNya dan
manusia ditempatkan untuk berkuasa atas seluruh bumi dan isinya.
Manusia terbentuk dari debu tanah yang kemudian menjadi daging dan
darah, sedangkan nafas kehidupan yang dihembuskan Allah menjadi
Roh dalam tubuh manusia. Daging bisa hancur dan kembali ke asalnya
menjadi debu tanah ketika manusia itu mati dan dikuburkan, tetapi roh
tetap ada dan kembali kepada yang menghembuskan-nya yaitu Allah.
Manusia diciptakan menurut gambar Allah mempunyai makna bahwa
manusia dikaruniai daya cipta seperti Allah. Karena manusia mewarisi
sifat Allah Yang Maha Pencipta maka dengan Daya Ciptanya dan
kekuatan Roh Allah di dalam manusia, ia dapat men-ciptakan segala
sesuatu dan dapat terwujud.
Semua itu dapat terjadi karena pada dasarnya manusia dibekali oleh
Tuhan dengan 5 macam zat yang daya-dayanya dapat digerakkan
sebagai daya spiritual. Daya-daya dari zat-zat ini secara spiritual akan
memancar dari ke 13 Cakra yang ada pada badan manusia.
Ke 5 daya tersebut dapat digerakkan sesuai sifatnya dengan syarat
manusia tersebut harus membawakan sifat Allah yang Pemurah,
Pengasih dan Penyayang. Dari sini juga awal dari perkataan Kun Fa
Yakuun yang artinya yang terucap maka jadi dan wujud.
Daya cipta inilah hal yang paling menonjol diwariskan oleh Allah kepada
manusia, oleh karena itu jika menggunakan daya ciptanya manusia
jangan lupa kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Sayangnya manusia seringkali mempergunakan daya ciptanya untuk halhal
negatif yang tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah. Halhal
negatif tersebut terbentuk karena manusia dibekali Nafsu Daging
dan Nafsu Darah. Nafsu-nafsu dasar manusia jika diuraikan contohnya
akan terlihat lebih dari 100 macam nafsu. Dengan penggerak motor
nafsunya manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak berkenan
di mata Allah.
Tindakan negatif yang sering dilakukan :
1. Kejahatan fisik yang nyata :
-Membunuh.
-Mencuri.
-Menipu.
-Memfitnah.
- Dan lain sebagainya.
2. Kejahatan gaib yang tidak tampak secara nyata :
-Melakukan wirid horizontal yaitu mempergunakan ayat-ayat suci Al
Kitab yang diarahkan langsung kepada orang yang dituju agar tujuan
nafsu pribadinya dapat terwujud. Padahal Firman Allah itu diturunkan
kepada manusia dengan tujuan untuk kebaikan.
-Menggerakkan roh halus / melakukan praktek dukun / meminta
kepada dukun untuk berbuat sesuai dengan nafsu dunia dengan cara
menggunakan daya cipta pikirannya dan membacakan mantra-mantra
untuk menggerakkan roh halus agar tujuan nafsu pribadinya terwujud.
Roh halus adalah roh-roh yang bergentayangan di bawah atau yang
disebut alam roh dan sering ter-lihat oleh manusia.
- Ilmu Black Magic atau sihir yaitu menggunakan kekuatan Nur (Roh
Allah) dan Daya Cipta fikirannya ditambah dengan mantra-mantra agar
tujuan nafsu pribadinya terwujud.
Semua tindakan tadi merupakan sebagian kecil contoh dari tindakan
negatif manusia yang dapat mengakibatkan sakit pada orang yang
melakukannya dan jika orang yang dituju tidak mempunyai bentengan
iman yang kuat maka dapat berakibat fatal. Orang yang melakukan
tindakan tadi juga akan menerima hukumannya dari Tuhan sebagai
akibat dari tindakannya itu.
Hidup dikuasai nafsu berarti hidup dikuasai dosa dan upah dosa adalah
maut atau kebinasaan, kondisi jiwanya tidak tenang, selalu tidak puas
dan suasana hati selalu panas. Allah mengajarkan kepada kita agar
dalam hidup selalu membawakan cinta kasih, menjaga keluhuran budi
dan dan kelurusan di jalan Allah; agar kita terhindar dari dosa dan maut.
Membawakan Cinta Kasih akan menjadikan keindahan di dalam hidup ini.
Dengan membawakan Cinta Kasih (sifat pemurah, pengasih dan
penyayang) maka kau akan bertemu dengan Aku (sabda Allah).
Kalau kau bisa mengikuti jejakKu maka kau bisa merasakan
keindahanKu.
Jika Tuhan hidup mendekat kepada anda maka bukan kebahagiaan dan
kemuliaan yang datang tetapi justru cobaan dan ujian yang berat.
2.2 Atom Allah Pada Manusia.
Atom Allah yang ada pada manusia walaupun hanya sebesar biji sesawi
(kecil seka-li) tetapi tidak ada yang bisa menyamai, dalam istilah Jawa :
Sak Merico Binubut Gumilang Tan Keno Kinoyo Ngopo (dihaluskan
seperti merica / lada tetap cemerlang tidak bisa dibandingkan dengan
apapun).
Kitab Suci adalah bimbingan / pimpinan hidup untuk mencari si
pemimpin hidup yang sebenarnya. Yang dicari dalam Kitab-Kitab Suci
adalah mencari Tuhan dalam diri manusia (Sejatining Sun Yo Sejatining
Siro = Sejatinya Aku adalah juga sejatimu).
Dengan bimbingan kitab suci manusia berupaya untuk mendudukkan
rahsa (sebagai tahap awal dari Atom Allah) di singgasananya (Kang
Jumenengaken Roso Sejati) supaya Tinarbuko (berfungsi secara
spiritual).
Atom Allah yang ada di jantung manusia dengan bimbingan kitab suci
diharapkan berkembang dalam tahapan = Perkembangan Atom Allah :
1. Rohso --> roso sejati.
2. Dhatullah / Dhat Allah --> mengingatkan.
3. Gusti / Kristus --> mulai duduk di singgasana.
4. Rasulullah / Muhammad / Utusan --> sebagai utusan, mendapat
kuasa dari Tu-han.
5. Tuhan sendiri / Aku --> pemilik 99 nama (sifat) Allah / yang
menghidupkan dan mematikan, yang awal dan akhir.
Aku adalah bagaikan Gaib Allah sendiri dipercayakan kepada orang
itu sendiri, ucapanNya bagaikan ucapan Allah sendiri.
Dalam istilah Jawa : Kasebat Aku Tanpo Aran (Disebut
sebagai Aku tapi sebe-narnya tanpa nama).
Yang dimaksud dengan Aku adalah nama yang ke 100 dari zat mutlak
yaitu pemilik dari ke 99 nama (= asma = sifat) Allah (Asmaa¡¦ul Husna).
Kita bisa memakai kekuatan berdasarkan 99 nama tersebut tetapi Aku
(yang ke 100) bisa menghapuskan kekuatan itu bila disalahgunakan
karena kita bukan pemilik dari asma / sifat tersebut. Di dalam Al Kitab
ada dalam ayat : ¡§Aku adalah Aku, Aku ada dimana-mana, Aku adalah
Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir, yang menghidupkan dan
yang mematikan, Aku akan datang sebagai manusia untuk menghakimi¡¨.
Yang menghidupkan asma-asma Allah adalah Atom Aku.
Yang menghembuskan nafas hidup (Roh Allah) kepada manusia adalah
Aku.
Guru Mursyid dan Kawulo Gusti belum Khalik tetapi Utusan sudah Khalik.
Jarang orang yang sanggup sampai pada Aku, tetapi takut kepada Allah
sudah cukup.
Jika Atom Allah sudah Tinarbuko (berfungsi secara spiritual) maka akan
menarik / menimbulkan kerinduan kepada Atom-Atom Allah yang ada
pada orang-orang lain, sehingga berlaku dalam istilah Kejawen :
Opo sing ono nang siro yo ono nang ingsun.
Sing ono nang ingsun yo ono nang siro.
Sing ono nang ingsun sampun tinarbuko.
Sing ono nang siro yo kepingin tinarbuko.
Supoyo besok nek wis ditimbali, kepingin nang sisih Allah.
(Apa yang ada di Anda juga ada pada Saya).
(Yang ada di Saya juga ada pada Anda).
(Yang ada di Saya sudah terbuka).
(Yang ada di Anda juga berkeinginan untuk terbuka).
(Supaya nantinya jika sudah kembali, ingin berada di sisi Tuhan).
Shadiqul Wa'd adalah sifat Atom Allah yang ada pada manusia yaitu
yang tidak pernah ingkar dan selalu menepati janji.
Shadiqul Wa'd sudah manunggal dengan induknya, itu adalah Makrifat.
Shadiqul Wa'd bicara bila orang sudah menjadi Muhammad, sudah
menjadi Utusan.
Pangeran artinya Pangengeran yaitu tempat rakyat bisa mengengerkan
dirinya (tempat rakyat untuk bertanya / meminta petunjuk dan menggali
ilmu).
Setiap manusia mengengerkan dirinya pada Atom Allahnya yang sudah
berfungsi secara spiritual (Shadiqul Wa'd = Tesing Gusti).
2.3 Bagian-Bagian Otak.
Otak (Singgasana Batara Guru) masih bisa dipakai untuk tujuan negatif
(masih ada Betari Durga).
Otak adalah Pusat Energi manusia.
Bagian-bagian otak adalah :
1. Otak Depan --> Otak Budhi.
2. Otak Kiri & Kanan --> Otak Keseimbangan / Nafsu.
3. Otak Bagian Tengah --> Otak Intuisi : Menerima energi dari Allah
yang dise-but Intuisi --> Tahta Allah.
4. Otak Bagian Belakang Bawah --> Otak Kesadaran (Otak Kecil).
5. Otak Bagian Belakang Atas --> Otak Ingatan.
2.4 Bagian Badan / Zat Manusia.
Bagian badan atau zat pada manusia terdiri dari :
1. Badan Wadag (daging). 1. Badan Wadag
(daging).
2. Badan Etheris (Etheric Double). 2. Badan Etheris (Etheric Double).
3. Badan Rokhani / Jiwa : 3. Kulit.
1. Kulit. 4.
Kulit ari.
2. Kulit ari. 5. Badan Astral.
3. Rokh : 6.
Badan Suksma.
1. Badan Astral. 7. Suksma.
2. Nyowo :
1. Badan Suksma.
2. Suksma.
Suksma adanya di Otak / Kepala bagian tengah atas (Cakra 7), bisa
membuat orang berfikir dan berbicara.
Suksma hanya dimiliki oleh manusia, hewan tidak punya Suksma (ini
perbedaan antara hewan dan manusia).
Kebanyakan orang mengatakan bahwa dengan ilmu Hangrogoh Sukmo
(= Ngrogoh Suksmo) bisa melepas Suksmo dari badan sehingga
menjadi tidak kelihatan tetapi ini tidak benar, karena tidak semudah itu
untuk melepas Suksmo.
Jika bagian-bagian badan manusia tadi lepas dari tubuh maka terjadi :
- Suksmo meliputi seluruh roh (badan) sehingga --> Tidak kelihatan
(ilmu Hangrogoh Sukmo = Ngrogoh Suksmo).
- Etheric Double lepas dari tubuh --> Bisa wujud (lengkap dengan
pakaian), te-tapi tidak bisa (diajak) berbicara.
- Badan Astral dengan Kulit Ari --> Bisa wujud, tetapi tidak bisa
(diajak)
berbicara.
- Suksma dengan Badan Astral dengan Kulit Ari --> Bisa wujud dan
bisa (diajak) berbicara.
- Suksma dengan Badan Suksma lepas dari tubuh --> Mokswa.
- Suksma dibungkus dengan Badan Suksma --> sama dengan
Malaikat Pemberi Spirit.
- Bayu dilepas dengan Suksma --> Ada suara tapi tak ada bentuk
(Ono Suoro Tanpo Rupo).
Beberapa contoh penglihatan gaib / penampakan :
- Peristiwa mengenai dilihatnya Ahmad Yani dengan berlumuran
darah oleh ibunya saat di kamar mandi, itu adalah Etheric Double dari
Ahmad Yani yang lepas dari tubuhnya.
Bisa juga dari Ahmad Yani yang terdiri dari Badan Astral di bungkus
oleh Ku-lit Ari.
- Peristiwa Bung Karno ada di kapal namun orang melihat Beliau
sedang pidato di lapangan itu merupakan tanda Beliau dibantu Roh
Penjaga Alam.
- Bila kita menemukan bahwa kita berhadapan dengan diri kita sendiri
maka se-baiknya ditanyakan apakah dia dari badan kita (bayangan =
mayonggo) atau dia adalah Roh Penjaga Alam karena Roh Penjaga
Alam bentuk badan dan mukanya mi-rip sekali dengan kita.
- Bila ada bentuk semacam leak, pocongan dan sebagainya maka itu
bisa dari roh-roh halus namun bisa juga hasil dari daya cipta manusia
(mahluk prayang-an).
2.5 Nafsu-Nafsu Manusia.
Nafsu-nafsu yang harus dimatikan (diperangi dengan Jihad) :
1. Nafsu syahwat.
2. Nafsu ingin memiliki segala-galanya.
3. Nafsu kesenangan hura-hura.
4. Nafsu kepentingan pribadi.
Nafsu-nafsu yang harus diluhurkan (jangan dimatikan) --> sedulur
papat :
1. Nafsu Amarah.
Emosi, dendam, keinginan terhadap sesuatu yang tidak tercapai.
Meluapkan emosi yang tidak terkendali sehingga dapat
mengakibatkan sesuatu yang buruk terjadi.
Sebagai contoh :
-Memarahi orang dengan kata-kata kasar tanpa kejelasan
penyebabnya.
- Iri hati, dengki, menyimpan dendam.
-Menghina / menghujat orang lain.
Sifat positif : Merupakan daya kemauan manusia.
2. Nafsu Haluamah.
Mencari kesenangan lahiriah sehingga melupakan Tuhan atau
disebut juga Nafsu Dunia.
Meluhurkan : Tidak boleh bicara apalagi melaksanakan perbuatan
terhadap nafsu duniawinya.
Sebagai contoh :
-Mencari nafkah sampai melupakan Tuhan.
-Menilai segala sesuatu dari segi materi.
- Serakah, kikir, tamak, korupsi.
-Membanggakan kecantikan fisik.
Sifat positif : Membangun badan (lahiriah).
3. Nafsu Sufiah.
Nafsu untuk mencari kesenangan batin atau disebut juga Nafsu
Batin.
Meluhurkan : Tidak boleh bicara apalagi melaksanakan perbuatan
terhadap nafsu batinnya.
Sebagai contoh :
- Senang berjudi, mabuk, berzina.
- Bersukaria melihat penderitaan orang lain.
Sifat positif : Merupakan keinginan, kekuatan, mendekatkan hati
pada sesuatu.
4. Nafsu Mutmainah.
Berbuat sesuatu dengan pamrih, mencari popularitas.
Sifat sudah putih namun masih ada keinginan untuk pamer.
Sebagai contoh :
-Memberi bantuan supaya dipuji.
-Melakukan sholat supaya dipuji.
-Mengharapkan balasan / imbalan jika menolong orang.
Sifat positif : Merenung, mendekat pada Tuhan.
Nafsu-nafsu ini jangan dimatikan tetapi harus diluhurkan / Pancer
(Sedulur Papat Limo Pancer = Saudara Empat Lima Pancar) karena bila
dimatikan maka manusia tidak punya spirit for life.
Spirit for life merupakan obyek Tenung. Tenung itu berat, kalau tidak
ada spirit for life berbahaya untuk orang itu karena orang akan menjadi
Mati Sajroning Urip (Mati dalam hidup). Tenung berbahaya karena tidak
kelihatan tetapi menentukan.
Termasuk Nafsu Daging / Nafsu Makanan : amarah.
Termasuk Nafsu Darah / Nafsu Keinginan : keserakahan, nafsu balas
dendam, ilmunya untuk negatif.
Termasuk Nafsu Perut : nafsu syahwat, nafsu makanan.
Mati Nafsu Daging itu sudah tidak ada nafsu keinginan duniawi.
Mati Nafsu Darah itu sudah tidak ada keinginan akan suatu makanan
tertentu.
Matinya Nafsu darah akan membuat orang punya daya Kuat Angkat
Junjung Drjad (bisa mengangkat manusia dari kegelapan).
Tuhan kecil --> membuat nafsu menjadi dayanya --> daya mistik.
Tapa Babakan Hawa Songo : menjaga 10 tempat keluarnya nafsu (apaapa
yang mem-bangkitkan nafsu lewat 10 tempat jangan diindra). -->
Jika dilatih maka maksudnya adalah untuk bertemu dengan Tuhannya.
Tempat-tempat nafsu yang harus diperhatikan :
1. Hidung.
2. Mulut.
3. Mata.
4. Kuping.
5. Tenggorokan.
6. Ulu hati.
7. Pusar.
8. Di bawah pusar.
9. Dekat dubur.
10. Kepala.
Antara 1 - 4 harus benar-benar dijaga.
2.6 Zat-Zat Pemberian Allah Kepada Manusia.
Zat-zat pemberian Allah pada manusia yang dayanya dapat digerakkan
sebagai daya spiritual adalah :
1. Astral Magnetisme.
Zat yang mempunyai magnet yang berhubungan dengan
daya Alam Astral yang dapat membuat manusia masuk ke Alam Astral
(Alam Gaib).
Astral Magnetisme tampak berada di bawah kulit (Astral
Magnetisme tidak sampai menembus kulit, ukurannya lebih kecil dari
badan manusianya).
Di saat manusia itu diam / Manter maka dari dalam tubuhnya
akan mengeluarkan / menggerakkan zat Astral Magnetisme, dari zat
tersebut maka mahluk halus akan takut (karena panas).
Ilmu Kanuragan bersumber pada pengolahan Astral
Magnetisme.
2. Kriyasakti / Griyasakti.
Zat yang berkarya / bekerja dan bersifat sakti (Kriya = karya,
Sakti = sakti), yang dapat membuat manusia mempunyai sifat sakti.
Pusat kekuatannya pada kedua bokong kiri dan kanan (di
dalam lubang kiri dan kanan dari tulang pinggul).
Jika kriyasakti bergerak maka akan ada rasa panas.
Penggunaan di dalam tubuh :
1. Zat ini dapat membuat manusia imun / kebal terhadap
bermacam penya-kit.
2. Mengubah makanan menjadi ampas (kotoran) dan zat-zat
makanan yang
diserap tubuh / memberikan zat makanan kepada tubuh.
Penggunaan di luar tubuh :
Bisa sangat berbahaya, dapat diarahkan untuk yang positif
dan negatif :
ƒ{ Diarahkan positif : Menggerakkan daya untuk kesembuhan
sendiri / orang lain (fungsi spiritual).
ƒ{ Diarahkan negatif : Dapat mengakibatkan hal yang panas,
sakit pada tubuh orang yang dituju maupun orang yang menggerakkan
daya tersebut.
3. Kundalini.
Zat yang sifatnya mengendalikan atau mempunyai kekuatan
untuk mengendalikan segala sesuatu (mahluk hidup, alam sekitar) di
luar tubuh manusia.
Di dalam tubuh kundalini berfungsi untuk mengendalikan
peredaran di dalam tubuh manusia.
Daya mengendalikan ini sifatnya mencapai jangkauan :
1. Scope yang luas.
2. Jangkauan yang jauh.
3. Mempengaruhi yang dituju.
4. Sifatnya pasti positif.
Kundalini tidak akan berfungsi sepenuhnya (berfungsi
spiritual) jika orangnya tidak bisa masuk ke bawah sadarnya (orangnya
tidak bisa sesadar-sadarnya).
Zat ini berada di sekitar anus.
Jika kundalini bergerak maka akan ada rasa dingin.
4. Rahsa.
Rasa sejati yang ada di Dhat Allah yang letaknya pada
jantung manusia, daya yang tak pernah ingkar dan sifatnya selalu benar.
Dapat membuat manusia mempunyai rasa / insting yang
tajam.
5. Roh.
Daya yang membuat manusia dapat berhubungan dengan
Alam Roh / Alam Arwah.
Motornya (daya penggeraknya) adalah Kundalini.
Contohnya : Mimpi bertemu leluhur.
Supaya Roh yang ada pada diri kita bisa berfungsi secara
spiritual dan dapat masuk ke Alam maya (vertikal) maka harus dengan
jalan berpuasa sampai kira-kira 2 jam sebelum waktu berbuka puasa
tiba sebaiknya digunakan untuk melakukan permohonan.
Semua zat-zat pemberian Allah sifatnya positif.
Jika zat-zat tersebut dilepas keluar tubuh maka akan terjadi
- Jika Astral Magnetisme lepas dari badan maka akan menciptakan
gambaran sesu-ai daya cipta / fikiran (membentuk bayangan).
Fikiran hanya bisa horizontal dan terbatas jaraknya.
- Jika Kriyasakti dengan Roh lepas dari badan maka bisa untuk
mengobati orang lain dalam jarak yang jauh.
- Jika Kundalini dengan Roh lepas dari badan maka bisa untuk
mengobati orang lain dalam jarak yang jauh sekali (lebih jauh dari
Kriyasakti dengan Roh).
- Jika Roh saja lepas dari badan maka orangnya akan seperti terkena
hipnotis-me.
2.7 Pengolahan Zat-Zat Pemberian Allah.
Pengolahan Kundalini :
1. Pengolahan secara khusus dengan menggerakkan daya dari
cakra-cakra yang ada
sampai tembus keluar melalui ubun-ubun.
2. Pengolahan untuk menggerakkan cakra ke 1 sampai ke 13
harus didampingi guru, agar dapat memberikan pengarahan dan
membantu jika terjadi masalah atau kemacetan di dalam salah satu
cakra. Jika tidak didampingi guru dapat mengakibatkan hal yang fatal.
3. Harus membatasi makanan, keadaan perut tidak terlalu
kenyang dan tidak kosong, makanan harus yang lembut dan tidak
merangsang.
4. Menjaga kondisi fisik untuk tenang dan ruang gerak tubuh dibatasi.
5. Mematikan 4 nafsu manusia, kondisi nol pasrah kepada Yang Maha
Kuasa.
Jika cakra 7 belum terbuka maka kundalini akan terhambat, akan ada
arus balik.
Untuk mempermudah gerak kundalini mencapai cakra 7 dengan cara
menempelkan lidah ke langit-langit mulut (= cethak).
Penyakit yang bisa diakibatkan oleh pengolahan kundalini adalah
ambeien.
Kondisi saat pengolahan untuk menggerakkan Kundalini bergabung
dengan Kriyasakti menyatu dengan Cakra 4 (Nur Cahaya) dan Cakra 13
(Atom Allah) :
1. Harus membatasi makanan, keadaan perut tidak terlalu
kenyang dan tidak kosong, makanan harus yang lembut dan tidak
merangsang.
2. Menjaga kondisi fisik untuk tenang dan ruang gerak tubuh
dibatasi (menurut Lobsang Rampa : dibatasi 2 x 2 meter).
3. Jangan banyak memikirkan masalah dunia, pasrah kepada
Yang Maha Kuasa, mengosongkan diri (kondisi nol).
4. Mematikan 4 nafsu manusia dan nafsu birahi (hubungan intim).
5. Harus didampingi guru yang mengerti dan bisa membantu.
Semua kondisi di atas harus dijaga agar kondisi semua cakra dapat
berjalan dengan lancar sehingga tidak mengakibatkan sakit yang fatal.
Penyakit yang kemungkinan timbul adalah dada nyeri, penyempitan
jantung, gangguan pernafasan / tenggorokan, mata rabun, telinga tuli,
jika berpengaruh pada otak : stroke, kelumpuhan dan lain-lain.
Zat lain di manusia yang juga berfungsi spiritual : Bayu, Kelenjar Tubuh,
Zat Bening.
Pembagian Ilmu Gaib
Berikut pandangan dan tulisan kami yang dibimbing oleh Bp Parwoto (76
Th) seorang pembimbing spiritual yang hidup di 3 jaman. Dimana kami
sedang menekuni dan menganalisa kajian pengetahuan gaib; SBB :
Pembagian ilmu Gaib (berdasarkan sumber dayanya) :
A. Ontbending Persoonlijke Magneetisme (Mendayagunakan Magnetisme
Pribadi).
Ilmu ini digerakkan dengan menggunakan pernafasan.
Dengan ilmu ini bisa dipergunakan untuk :
-Melihat, mendengar, dan merasakan hal-hal yang sifatnya
gaib serta berhu-bungan dengan Alam Roh.
-Menundukkan orang lain.
Dengan mengolah pernafasan kita bisa mengadakan kontak
dengan Alam Arwah(dengan Alam Malakut tidak bisa) dalam
batasan mendengarkan pesan / dawuh.
B. De Stille Kracht (Kekuatan terpendam / Silent power).
Ilmu ini digerakkan dengan menggunakan mantra-mantra atau juga
menarik daya kekuatan dari keramat. Pesan Wali Songo :
Janganlah kita masuk ke dalam ilmu ini karena nantinya kita
akan susah ditarik keluar dari ilmu ini.
C. Vermogens van derWil (Menggerakkan Will).
Ilmu bergerak menurut will kita dengan menggunakan pernafasan.
Will bisa digabung dengan cakra 6 (daya cipta) dan cakra 4
(nur) maka akan menjadikan ilmu sihir yang hebat seperti
memindahkan barang-barang dan lain-lainnya.
Will adanya di Tulang Dada.
D. Intuitie / Intuisi (Kebakatan).
Ilmu ini didapat dari keturunan dan tidak dapat dengan sengaja
untuk mempelajarinya.
Macam-macam Intuisi :
1. Intuisi Wahyu I-matloeww (Openbaring) : Intuisi yang
paling tinggi.
a. Bila diterima oleh Nabi-nabi : Firman-firman Allah.
b. Bila diterima oleh bukan nabi : Dawuh-dawuh.
Merupakan daya puncak dari Atman.
2. Intuisi Wahyu : Tanpa disengaja nyeletuk/berbicara dan
jadi/benar (bawah sadar)
3. Intuisi Qasaf : Kebakatan melihat dan mendengar yang gaib
tanpa latihan.
4. Intuisi Inspirasi.
5. Intuisi Khusus : Mendapatkan jalan keluar dari suatu
persoalan.
Ilmu dari leluhur bisa menurun pada keturunannya, sehingga
keturunannya tanpa belajar bisa mempunyai ilmu. Ini terjadi
karena kita dibentuk oleh leluhur, atom-atom (termasuk ilmunya)
diturunkan pada keturunan. Bentukan leluhur tidak mungkin bisa
dilepaskan begitu saja.
Hal semacam ini termasuk dalam Cakra Manggilingan :
- Kalau dahulu ilmu itu miliknya / leluhurnya maka sekarang menjadi miliknya lagi.
- Kalau dulu pernah berkumpul maka sekarang akan berkumpul lagi.
- Kalau dulu pusaka itu miliknya maka sekarang akan menjadi miliknya lagi.
Orang lain mencari (ingin mendapatkan) pusaka itu tidak
mendapatkan, tetapi orang ini tidak mencari malah
mendapatkan pusaka itu.
E. De Heilige Geest Geheime Macht (Karunia Rohul Kudus Kuasa).
Mendapatkan kuasa dari Tuhan sendiri.
Ilmu ini didapat dari jiwa yang mempunyai pengabdian terhadap
sesama secara terus-menerus tanpa adanya pamrih.
Pembagian Ilmu Menurut Tingkatannya / Tataran Ilmu.
Ada beberapa versi dari tataran / tingkatan ilmu :
Tataran Ilmu Islam.
Dalam agama Islam tataran ilmu ada 5 :
1. Sareat / Syariat.
2. Tarekat.
3. Hakekat.
4. Makrifat.
5. Makrifatullah.
Tataran Ilmu Jawa.
Dalam Ajaran Jawa tataran ilmu Jawa ada 5 :
1. Mayonggo Kresno dan Mayonggo Seto.
-Mayonggo Kresno (Bayangan orang berwarna hitam) : Jiwa masih
belum puas
terhadap dunia.
-Mayonggo Seto (Bayangan orang berwarna putih): Jiwa masih
belum puas terhadap ilmu.
Mayang = bayang / bayangan, Nggo = Katon onfiltered= wujud.
Mayonggo = Mayang + Nggo = Mayang (bayang) wujud.
Kresno = Hitam, Seto = putih.
Orang yang masih senang dengan sifat duniawi disebut Gandrung.
Orang yang mempunyai sifat vertikal (keTuhanan) yang sangat
tinggi disebut
Gandring. Orang yang merindukan pendekatan dengan Allah dan
juga berikut amalannya maka disebut sedang Gandring.
2. Urip Awor Gaib.
Harus diperhatikan siapa yang mengendalikan / membisiki, bisa
dari :
- Gaib Tuhan.
-Mahluk Halus.
Bisikan mahluk halus inilah yang dalam istilah Jawanya :
Kerep ajak-ajak ora Perang Brotoyudo joyo binangun, yang berarti : sering
mengajak untuk tidak memerangi hawa nafsu (= perang Brotoyudo = melewati
jembatan Shiraathal Mustaqiim) untuk mendapatkan kejayaan (Joyo Binangun) /
keme-nangan (Surat Al Fat'h). Ini yang harus dilawan dengan Karno Tanding.
3. Urip Srawung Karo Pribadi = Karno Tanding / Karno Tinanding =
Hampribadi.
Karno = telinga, Tanding = melawan. Yaitu melawan bisikanbisikan
mahluk halus lewat telinga yang Kerep ajak-ajak ora
Perang Brotoyudo joyo binangun.
Disini orang dilewatkan jembatan Shiraathal Mustaqiim (sesuai
Surat Al Ma'ariij = Tangga-Tangga Untuk Naik) dimana yang
dinaikkan adalah Dhat.
4. Mandireng Pribadi =Makrifat (dalam bidang apa).
(Pangruwating Diyu (meruwat darah sendiri)).
5. Menghayu Hayuning Bawono.
(Mengorbankan kepentingan diri-sendiri untuk orang banyak
(harus didasari oleh pengabdian yang tulus ikhlas)).
Jalan Allah.
Jalan Allah itu :
1. Manunggaling Kawulo Gusti.
Kodenya adalah angka 2.
2. Marifat pada 7 bidang, maksudnya cenderung mencintai ketujuh
bidang terse-but.
3. Marifatullah, maksudnya sudah bisa mendayagunakan (bukan
mencintai lagi) ketujuh bidang marifat tersebut.
Bila manusia sudah manunggal dengan dengan dhatullah ia bisa
manunggal dengan alam semesta artinya manunggal dengan atomatom
dari zat mutlak Allah maka manusia itu sama dengan Batoro
Wisnu. Batoro Wisnu adalah keadaan manunggal dengan zat mutlak Allah
plus dapat mendayagunakan atom-atom hidup yang ada di alam /
udara ini. Wisnu itu apa yang diucapkan jika sifatnya positif akan jadi,
syaratnya orangnya harus tidak emosi (sabar).
Di dalam sejarah yang sudah Nunggal adalah Prabu Erlangga dan
Prabu Hayam Wuruk.
4. Lebih tinggi dari Marifatullah yaitu sudah bisa mendayagunakan
atom-atom hidup yang ada di udara ini dengan menggerakkan atom
yang maha ghaib yang ada pada badan manusia itu sendiri. Bila
sudah berhasil mendayagunakan atom dari Energi Yang Maha Gaib
maka dapat disebut Marifat Dari Makrifatullah (Makrifating
Makrifatullah)
Bila manusia sudah manunggal dengan atom yang maha gaib maka
manusia itu lebih tinggi dari Batoro.
Prana Sakti adalah gabungan daya prana udara dan bumi dengan
daya Cakra 13.
Prana Yama (Tinarbuko) adalah orang mengalami Kebangkitan
Kristus / Kebangkitan Roh Allah / Kebangkitan Sang Hyang Nur
Cahyo dengan mematikan nafsu daging dan nafsu darah, dalam Al
Qur'an dijelaskan dalam Surat Al Qiyamah (Kebangkitan) sedangkan di
Al Kitab dengan ayat : Yesus bangkit di antara orang mati (mati
nafsu daging dan nafsu darahnya). Sang Hyang Nur Cahyo = Nur
Illahi = Allah sendiri.
Tuhan memberikan Kesanggupan kepada setiap orang asalkan
manusianya mau memenuhi persyaratannya yaitu menjadi Abdi
Kemanusiaan tanpa pamrih.
Para pertapa bisa mematikan nafsu daging tetapi dia tidak bisa
mengabdikan diri untuk umat manusia, oleh karena itu para
pertapa itu tidak mendapat Kebangkitan seperti hal Kristus yang
dipercayai oleh umat nasrani. Dengan mendapat Kebangkitan Roh
Kristus maka akan mempunyai daya Karunia Rohul Kudus Kuasa.
Wali Nunggal disebutkan dalam cerita buadya Jawa adalah yang
disebut keseluruhan badannya bagaikan Tuhan sendiri yang
menampakkan dirinya :
- Badan di dalam manusia ini adalah ayat-ayat dari Kitab- Kitab Suci.
- Tangannya adalah bagaikan tangan Tuhan.
- Dengan segala actionnya tidak perlu dengan ucapan / membaca doa.
- Diibaratkan Atom-Atom Hidup sebagai pecahan dari Zat Mutlak Allah su-dah
menempel di dalam badannya.
Manusia ini punya daya :
- Dapat membuat tanah tandus menjadi subur (daya Dhat, Nur dan Otak Bu-dhi).
- Dapat membuat manusia yang sudah meninggal hidup kembali
(daya Dhat dan Nur).
- Dapat meyembuhkan orang sakit tanpa perlu dia hadir di
tempat itu. dengan cara mengaktifkan atom-atom hidup yang ada di udara
dan tanah. Syaratnya manusia tersebut harus punya rasa pengabdian dan
kemanusiaan.
Semboyannya :
- Untukku Tuhan Maha Tahu tetapi untuk mereka yang belum
tahu perlu aku mohonkan kepada Tuhan untuk
mereka.
- Vertikal : pasrah kepada Allah dan horizontal :
mengorbankan diri untuk kepentingan orang lain (Hablun
Minan Allah Wal Hablun Minan Naas). Bila kita dapat membangkitkan keikhlasan /
kepasrahan di dalam kehidupan maka yang didapat adalah suatu daya yang
dahsyat.
Pengertian Mendem Jero Mikul Duwur.
Mendem Jero Mikul Duwur artinya semua penderitaan, hinaan, usaha /
ikhtiar dan sebagainya tidak pernah diceritakan / dinilai / dihitunghitung
kepada orang lain (mendem jero) dan berupaya mengangkat
kehidupan keluarga, orang lain, bangsa, rakyat, umat manusia untuk
bisa mentas / terangkat dalam kehidupan dunia dan akhirat (mikul
duwur), misalnya memajukan rakyat menjadi pandai seperti jasa-jasa
Bung Karno kepada rakyat.
Pengertian Anak Yang Soleh.
Hanya Anak Soleh yang bisa mengangkat orang tuanya / leluhurnya
sendiri di surga dengan amal perbuatan yang baik / cinta kasih
terhadap orang lain.
Ciri-ciri dari Anak Soleh adalah dia harus bisa atau sudah pernah
mengorbankan kepentingan hidupnya untuk menolong orang lain, dan dia
tidak pernah menceritakan kepada siapapun dan juga tidak pernah
mengungkit.
Para Leluhur itu tidak ada permintaan apa-apa selain mengharapkan
agar anak cucunya yang masih hidup dapat melaksanakan amal perbuatan,
cinta kasih, dan ber-budi luhur selama di dunia agar nantinya Beliau
juga bisa naik peringkat.
Pengertian Ahli Surga.
Ciri-ciri Ahli Surga :
1. Tidak mempunyai rasa iri apalagi dengki terhadap orang lain.
2. Tidak membicarakan kekurangan apalagi kejelekan orang lain
terutama sifat negatifnya.
3. Selalu bersedekah --> walau kecil tetapi selalu setiap hari.
4. Selalu membantu orang lain --> walau tidak materi, tenaga /
pikiran juga bisa.
5. Tidak pernah mengeluh --> semua diterima dengan ikhlas.
Ciri-ciri Anak Yang Soleh adalah sama dengan ciri-ciri Ahli Surga.
Pengertian Tasawuf Hidup.
Tasawuf Hidup adalah melakukan tapa tetapi tidak menyendiri (tidak
perlu masuk hutan atau goa) dimana manusia di dalam melakukannya
tidak meninggalkan kodrat manusianya untuk mencari nafkah, tetap
melakukan aktifitas pekerjaannya secara normal. Tidak terlihat secara
fisik bahwa ia sedang menjalankan tapa, yang membedakan adalah amal
dan perbuatannya yatu dengan membawakan cinta kasih sehingga nafsu
dirinya bisa dikuasai.
Jika seseorang melakukan Tasauf Kehidupan secara benar maka ia sudah
memasuki Ilmu Suhud dan ini terlihat dari amal perbuatannya. Tetapi
di dalam kehidupan bermasyarakat orang seperti ini seingkali mendapat
celaan karena hampir tidak pernah terlihat menjalankan kewajiban
agamanya, misalnya Shalat karena bagi dia yang terpenting adalah
melakukan cinta kasih dan menguasai nafsu dirinya.
Shalat sendiri bertujuan agar orang tidak sempat berbuat negatif dan
selalu ingat kepada Allah dengan cara membuat waktu antar shalat
sempit / pendek selang waktu-nya.
Jadi sebenarnya tujuan Shalat sama dengan tujuan Tasauf Kehidupan
yaitu selalu berfikiran dan berbuat yang positif.
Orang yang melakukan Tasauf Kehidupan akan membawakan cinta kasih dan
menguasai nafsu dirinya, ini berarti ia selalu berfikiran positif dan
dengan amal perbu-atannya ia menjadi berharga di mata Allah.
Salah satu tasawuf hidup adalah Tapaning Ngahurip.
Pengertian Tapaning Ngahurip.
Tapaning Ngahurip merupakan langkah awal untuk dapat menggerakkan
daya-daya yang ada pada manusia bagi kebaikan.
Perincian Tapaning Ngahurip / Bertapanya orang hidup / Tasawuf Hidup
termasuk zakat yang harus dilaksanakan :
1. Tapaning Badan Rogo.
Zakatnya :
a. Anorogo : Memelihara dan menjaga dirinya agar selalu
simpatik dimanapun berada, di depan siapapun dan selalu
membawakan sikap kepribadian yang ramah kepada semua
orang.
b. Ulah Pedamelan Sae :
Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan jujur, mengerjakan
segala sesuatu dengan sebaik mungkin dan mengupayakan
supaya hasilnya membawa kebaikan bagi banyak orang.
3. Tapaning Manah Lan Budi.
Zakatnya :
a. Nrimo : Bisa menerima segala cobaan dan nikmat Allah dalam
keadaan apapun dengan tidak mengeluh atau menyesali suatu
keadaan dirinya. Dalam peristiwa menyenangkan atau dalam
kondisi sulit selalu mengingat dan bersyukur atas apa yang
diberikan Allah.
b. Sabar Lan Binangun / Sabar Ing Coba Lan Bilahi:
Bersabar menerima cobaan dan musibah yaitu dalam menghadapi
setiap peristiwa kehidupan selalu mengambil makna yang
positif, sehingga suatu kesedihan / kesusahan bukanlah hal
yang harus selalu disesali secara berlebihan atau menjadi putus asa.
4. Tapaning Nafsu.
Zakatnya :
a. Ikhlas : Memiliki hati yang ikhlas di dalam setiap amal
perbuatannya.
Semboyannya : Do It And Forget It (Berbuat kebaikan /
beramal dan tidak mengingat-ingat / tidak pamrih).
b. Ngapunten Dateng Kalepatan :
Harus bisa jadi pemaaf terhadap kesalahan orang lain karena
Tuhan itu maha pengampun. Minta maaf kepada orang tua.
5. Tapaning Nyowo.
Zakatnya :
a. Tememen : Pegang teguh amanah, selalu tertib, disiplin dan
memperlihatkan sikap
sungguh-sungguh.
b. Ora Dahweni Munosiko : Tidak membicarakan orang lain dan
tidak diperbolehkan menyakiti/menyiksa batin/badan, baik
dirinya sendiri dan terlebih lagi orang lain.
6. Tapaning Rakhsa. --> Roso Sejati.
Zakatnya :
a. Anelongso : Selalu merindukan kedekatan kepada Allah dengan
trenyuh.
b. Meneng:Tidak menanggapi / memberikan komentar atas segala
persoalan / pernyata-an / perkataan orang lain dengan emosi.
c. Ambek Utomo : Lebih dulu mementingkan kepentingan orang lain
daripada kepentingan dirinya sendiri.
Pada umumnya ada yang berpendapat untuk Tapaning Alas Ketonggo namun
tidak menge-tahui maksud dan arti yang lebih luas dari kata "Tapaning
Alas Ketonggo". Tapaning Alas Ketonggo pengertiannya adalah tapa di katon
onggo. Jadi pengertian dari Tapaning Alas Ketonggo sama dengan pengertian
dari "Tapaning Ngaurip".
Beberapa tapa yang salah pengertian :
- Tapa Ning Alas Ketonggo (Bertapa di hutan Ketonggo).
Pengertian yang lebih luas adalah Tapa Ning Katon Onggo (Bertapa di badan yang
kelihatan) yaitu Tapa Ning Nga Hurip.
- Tapa Ngemis (Bertapa dengan menjadi pengemis yang meminta-minta).
Pengertian yang lebih luas adalah ngemis atau minta welas asih Tuhan dengan
membawakan pemurah, pengasih dan penyayang (Cinta Kasih) untuk bertemu
dengan Tuhan agar bisa berdialog dengan Tuhan, minta cinta kasih supaya diberi.
Dalam ngemis itu batin seseorang menangisi, meratapi kedekatan Allah (Tuhan
tidak bisa didekati dengan kesenangan melainkan harus diratapi
kedekatannya).
- Bertapa menyepi di goa-goa / hutan-hutan.
Dengan tapa ini bisa mematikan nafsu darah tetapi tidak bisa
mendapatkan
Kebangkitan Kristus karena tidak bisa menjadi Abdi Kemanusiaan.
- Tapa Manglantur.
Yaitu bertapa tidak makan tidak minum sehingga berubah menjadi
badan etheris.
Untuk meluhurkan nafsu terhadap makanan bukan dengan tidak makan
tidak minum tetapi dengan tidak mengikatkan diri kepada makanan
tertentu, asalkan makanan itu sehat kita makan, tidak harus
jenis makanan tertentu saja.
Siapa yang berhasil lulus dari Tapaning Ngaurip maka akan mendapatkan
firasat atau roso yang tajam terhadap getaran atau daya yang ada di
sekitarnya.
Pengertian Melek / Manter.
Jika kita bisa tidak tidur (melek / manter) dari jam 0.00 sampai
subuh maka itu sama dengan melakoni / melakukan Tapaning Ngahurip.
Dengan melek itu kita bisa mendapatkan jalan keluar sehingga seluruh
persoalan keluarga bisa diatasi. Doa orang Jawa pada saat kesusahan :
Duh Gusti, Dosa Menopo Tasih Melepet Dateng Kawulo, Kok Taseh
Pinaringan / Pikantuk Ujian Lan Coba Dateng Kawulo Koyo Meniko (Ya
Tuhan, dosa apa yang masih melekat pada hamba, sehingga masih
mendapatkan cobaan pada hamba seperti ini).
Kabegjan yang sebenarnya adalah mendapatkan wejangan : ilmu untuk
hidup, bukan dilihat dari rejeki sifat duniawi.
Lambangnya Nabi Isa adalah will / cita-cita / kareb / kemauan.
Dalam melek itu willnya harus kuat, baru bisa membuka jalan. Will
adanya di tulang dada, motornya Nur. Yang ingin menjadikan sesuatu
itu wujud / tercapai adalah kareb / will yang membuka jalan. Kareb /
Will harus mantap, selama will kita lurus di jalan Tuhan pasti Allah
akan mengabulkan cita-cita kita (bila orang mempunyai kemauan maka
akan ada hasil). Mulane nek kowe nduwe kareb kudu sing mantep (Karena
itu jika kamu punya niat harus yang mantap).
Cita-cita jangan pagi-sore, harus mantep dalam panyuwune /
permohonannya.
Di dalam menjalani hidup dan tafakur / manter (Kang Jumeneng-aken
Roso Sejati = mendudukkan rahsa di singgasananya) yang penting
adalah :
-Mantep ing pikir.
-Mantep ing batin.
-Mantep ing karep (will).
Dengan kita melek adalah belajar untuk mendapatkan daya di bawah
sadar.
Dengan melek itu diharapkan agar bisa berlaku : Aku Ora Ono, Sing Ono
Sing Nyipta-ake Aku (aku tidak ada, yang ada yang menciptakan aku),
agar nantinya bisa berdialog dengan Tuhan.
Pada tingkat pertama : Manunggaling Kawulo Gusti.
Tingkatan kedua : GustiManunggal Karo Zat Mutlak Allah.
Istilah diam dari jam 0.00 sampai beduk subuh disebut Semar Maneges
(Semar Berdiam Diri). Maneges Marang Gusti artinya berdialog dengan
Tuhan. Orang yang kuat di dalam Maneges akan punya daya kuat Angkat
Junjung.
Dengan melek kita bisa merasakan perubahan getaran yang turun pada
malam hari dalam selang waktu : jam 0 s/d 1, jam 1 s/d 2, jam 2 s/d
4, jam 4 s/d 6.
Perubahan / perbedaan ini bisa dirasakan dengan menghidupkan roso.
Mengetahui Sejatining Kahanan dengan roso sejati.
Menurut Ajaran Wali Songo tiap-tiap selang waktu tadi adalah saat
yang paling baik untuk suatu hal (tiap selang waktu berbeda-beda
halnya).
Misalnya selang waktu jam 2 s/d 4 paling baik untuk berdoa (Shalat
Tahajud).
Untuk dapat mengetahui pribadi kita sendiri maka lakunya Bertafakur
(seperti tidur akan tetapi kita masih sadar).
Dalam Pepatah Jawa : Sak Jerone Ngaliyep Ketemu Ning Pribadine atau
Sak Jerone Ngaliyep Ing Kono Jumuduling Pribadine (dalam keadaan
seperti tidur tetapi masih sadar (Ngaliyep) disitulah muncul / bangun
pribadinya).
Pengertian Semedi.
Semedi yang benar adalah semedi yang menuju nol / kosong fikiran
yaitu melepaskan fikiran-fikiran yang sifat duniawi agar bisa ketemu
titik sehingga orang tersebut menuju keheningan (Hening).
Belajar menuju nol (ngenol) adalah belajar untuk tidak menanggapi
walaupun melihat / mendengar / merasakan dan belajar untuk melepaskan
nafsu keinginan du-niawi.
Nol / Kosong Pikiran adalah tidak memikirkan hal-hal yang bersifat
dunia agar bi-sa ketemu titik.
Marifat adalah mengenolkan diri untuk ketemu titik dimana titik ini
sudah ber-fungsi.
Marifatullah adalah mengenolkan diri untuk ketemu titik dimana titik
tersebut da-pat mendayagunakan atom-atom hidup.
Marifat Dari Marifatullah adalah mengenolkan diri untuk ketemu titik
dimana titik tersebut dapat mendayagunakan atom-atom dari enersi yang
maha gaib.
Ilmu bisa didapatkan dengan mengenolkan diri, tidak perlu serius,
sambil bercanda (seolah tidak ada apa-apa padahal ada apa-apa, seolah
ada apa-apa padahal tidak ada apa-apa).
Pengertian Ilmu Suhud.
Ilmu Suhud / Hakekat Ilmu Suhud adalah tanpa belajar bisa mendapatkan
suatu daya / ilmu yaitu dengan membawakan sifat-sifat cinta kasih
sehingga cakra-cakra ter-buka maka bisa menekan nafsu-nafsunya supaya
turun dan bisa dikuasai, kemudian mematikan nafsu-nafsunya.
Pengertian mendapat Karomah.
Karomah adalah daya yang sifatnya dari ilmu.
Jika orang berangan-angan ingin mendapatkan daya ilmu maka orang
tersebut bisa dikatakan mendapatkan Karomah.
Karomah merupakan hasil pengolahan pribadi.
Pengertian Paranormal.
Paranormal adalah sesorang yang :
1. Berhasil menjalankan Tasawuf Kehidupan dan melaksanakan zakatzakatnya
dari yang ke 1 s/d ke 3 (Badan dan Raga, Hati dan
Budi, Nafsu).
2. Sudah dapat menggerakkan daya yang dimilikinya untuk mengadakan
kontak de-ngan Alam Arwah, menerima dawuh-dawuh yang sifatnya
untuk kebaikan.
3. Sikap-sikapnya menunjukkan tasawuf hidup tersebut dan sudah
tidak didasar-kan atas nafsu dunia.
4. Mendapatkan daya-daya dari kekuatan-kekuatan yang sifatnya
horizontal.
5. Dalam mengobati orang biasanya mengalami benturan karena
dayanya bersifat
horizontal.
6. Mendayagunakan Cakra 4, Cakra 6 dan Ucapan.
Pengertian Spiritual.
Spiritual adalah seseorang yang :
1. Berhasil menjalankan Tasawuf Kehidupan dan melaksanakan zakatzakatnya
dari yang ke 1 s/d ke 5 dan melaksanakan syarat-syarat
sebagai Ahli Sorga.
2. Sudah dapat menerima spirit dari spirit Beliau-Beliau yang
sudah berada di Alam Malakut (orang seperti ini disebut
Inkarnasi).
3. Sudah mampu menggerakkan daya yang dimilikinya untuk memohonkan
kepada Allah agar diberikan mukjizatNya guna menyembuhkan orang
dari sakit atau keadaan yang sakit, juga menerima pesan dari
leluhur tentang suatu keadaan.
4. Mendapatkan daya dari kitab-kitab suci dengan mempelajari halhal
yang ter-sirat di dalamnya.
5. Dalam mengobati orang tidak mengalami benturan karena dilakukan
dengan cara menaikkan penyakitnya.
6. Mendayagunakan Cakra 4, Cakra 6 dan Cakra 13 sebagai motor /
penggeraknya.
Seorang spiritual harus banyak membaca buku-buku pengetahuan
sebagai penambah pengetahuan ilmiah. Seorang spiritual
mengharapkan agar (Topnya spiritual) bisa mendapatkan spirit
dari Beliau-Beliau yang ada di sisi Allah karena Beliau-Beliau
sudah mendapatkan energi dari Aku dan bisa mewujud.
Pengertian Manunggaling Kawulo Gusti.
Kodenya adalah angka 2.
Manunggaling Kawulo Gusti belum tentu dapat memancarkan Atman karena
masih ada nafsu.
An Naas = manusia yang sudah Manunggaling Kawulo Gusti.
Is = manunggal, Lam = badan kita, Islam = Manunggaling Kawulo Gusti.
Pengertian Hakekat.
Hakekat adalah suatu keadaan dimana seseorang sangat merindukan untuk
bertemu Tuhannya.
Seseorang yang mendapat spirit dari Beliau dan dengan rasa sejatinya
dapat menemukan Tuhannya dengan caranya sendiri.
Untuk dapat bertemu dengan Tuhannya maka orang harus mencapai
makrifat.
Pengertian Makrifat.
Pondasi Makrifat adalah membawakan sifat utama Allah yaitu Pemurah,
Pengasih dan Penyayang / Ar Rakhman Ar Rakhiim (= Cinta Kasih).
Daya untuk menolong orang lain dengan pondasi Cinta Kasih adalah
dengan cara Makrifat, bukan dengan kekuatan fisik. Orang yang
membawakan Cinta Kasih namun belum Makrifat adalah bagaikan orang
yang lemah.
Makrifat adalah suatu kondisi berlandaskan agama (dengan pondasi
cinta kasih) dimana paling minim (paling sedikit) sudah Manunggaling
Kawulo Gusti berdaya untuk menolong orang lain dan cenderung
mencintai salah satu bidang yang termasuk dalam 7 bidang-bidang
makrifat.
Makrifat adalah seseorang yang cenderung bersikap mencintai salah 1
bidang dari 7 Bidang Makrifat :
1. Ilmu dan Kebijaksanaan (Science and Wisdom).
2. Kebaikan.
3. Kebenaran.
4. Kelurusan di jalan Tuhan.
5. Keadilan di dalam Tuhan.
6. Kejujuran dan kesetiaan pada perkimpoian.
7. Ilmu-ilmu gaib dari Tuhan dan Kerajaan Allah.
Untuk masuk makrifat maka ia harus secara terus-menerus mengamalkan
setiap satu bidang selama 1 tahun, 7 bidang berarti 7 tahun secara
terus-menerus.
Jika seseorang telah menguasai salah satu bidang makrifat maka iapun
dapat me-ngendalikan daya bidang tersebut.
Sebagai contoh seseorang mencintai bidang ke 2 yaitu kebaikan,
dimanapun ia bera-da selalu membawakan kebaikan, maka dapat
memohonkan kepada Tuhan agar sekeli-lingnya menjadi bersikap baik
juga sehingga dapat mengalahkan yang tidak baik.
Kita sedapat mungkin harus mencintai salah satu bidang makrifat dan
mengusahakan agar daya yang dimiliki dapat menjadi kenyataan.
Seorang sudah Makrifat sempurna bila sudah berhasil menguasai (bukan
lagi mencin-tai) ke 7 bidang makrifat (sudah makrifat dalam 7 bidang).
Ciri-ciri orang yang mencintai bidang-bidang Makrifat :
1. Orang yang mencintai bidang science and wisdom
2. Orang yang mencintai bidang kebenaran, bentuk mukanya bulat.
3. Orang yang mencintai bidang ilmu-ilmu gaib dari Kerajaan Allah.
Shadiqul Wa'd sudah manunggal dengan induknya, itu adalah Makrifat.
Makrifat dalam pewayangan adalah tingkatan yang dimiliki oleh Satria
(seperti Arjuna ).
Pengertian Makrifatullah.
Makrifatullah adalah seseorang yang :
1. Berhasil menjalankan Tasawuf Kehidupan dan melaksanakan zakatzakatnya
dari yang ke 1 s/d ke 5, melaksanakan syarat-syarat
sebagai Ahli Sorga dan menguasai 7 bidang Makrifat serta
berhasil mematikan Nafsu Daging dan Nafsu Darahnya.
2. Sudah mampu menyentuh Zat Mutlak Allah (Titik Nol).
Nol adalah suatu kode bahwa orang harus kosong, tidak
memikirkan urusan-urusan dunia sehingga ia mampu menggerakkan
Zat Mutlak Allah yang terdiri dari 6 jenis Atom Hidup.
Atom-atom Hidup ada 6 macam :
a. Atom Hidup Energi.
Yaitu energi dari alam sekitar : energi panas, bunyi,
cahaya, medan lis-trik dan elektromagnetik.
b. Atom Hidup Roh.
Yaitu dapat menggerakkan rohnya sendiri untuk mengadakan
kontak dengan Alam Roh / Arwah.
c. Atom Hidup Tiap-tiap Kejadian.
Yaitu dapat untuk mengetahui kejadian yang telah terjadi
maupun yang akan terjadi dan dapat mengetahui yang
terselubung serta dapat mewujud-kan kejadian (peristiwa).
d. Atom Hidup Hayat.
Yaitu dapat memohonkan pada Tuhan hayat hidupnya atau citacita
hidupnya (Doa).
e. Atom Hidup Pikiran.
Yaitu jika memanfaatkan daya alam maka dapat menangkap /
mengetahui dan mempengaruhi pikiran orang meskipun
berada di tempat yang jauh.
f. Atom Hidup Mencapai Tujuan (Atom Tujuan).
Yaitu untuk mencapai tujuan hidupnya.
Makrifatullah adalah suatu keadaan dimana orang sudah menyatu dengan
Zat Mutlak Allah dan bisa mendayagunakan pecahan dari Zat Mutlak
Allah yang berupa Atom-Atom Hidup yang memenuhi atmosfir.
Alam dimana Zat Mutlak Allah berada disebut Alam Brahman.
Wanita di dalam tingkatan spiritual tidak dapat mencapai tingkat
Marifatullah, karena wanita di dalam hidupnya mendapatkan menstruasi
(masih kotor). Nanti walaupun wanita sudah tidak mendapatkan
menstruasi, tetap wanita tidak bisa mencapai tingkatan Marifatullah
karena faktor umur sudah tidak sanggup mencapai tingkatan tersebut.
Oleh karena itu maka tingkatan wanita di dalam kespiritualan yang
paling tinggi berada pada tingkatan Hakekat.
Brahmana.
Brahmana adalah sebutan bagi orang yang telah mampu menyentuh zat
mutlak Allah yang ada di alam Brahman atau dengan kata lain mampu
mengadakan kontak dengan jiwa universil dari alam yang ada di atas.
Atman.
De Atman is de getuige van de individueele geest en van zijn
werkingen. Hij is absolute kennis.
Atman adalah : Jiwa individu manusia itu sendiri yang sudah kembali
ke mikro manusia (jiwa manusia seutuhnya / sejati) yang jika memancar
maka dapat mengontak jiwa universil dari alam (Brahman) sehingga
menghasilkan :
- Jika ia seorang Nabi maka akan mendatangkan Wahyu atau Firman
Tuhan.
- Jika ia bukan Nabi maka dapat mewujudkan Sabda-Sabda Para
Leluhur.
Tempat daya yang bergerak adanya di Nur Allah dan Jantung / Dhat
Allah.
Daya dari Kuasa Atman :
-Mendapatkan kehalusan budi.
- Dapat melihat cahaya yang tidak terlihat oleh mata dunia.
- Dapat melihat yang tersembunyi meskipun tidak berada di tempat
tersebut.
- Dapat mengerti dan melihat suatu kejadian yang lalu maupun yang
akan datang.
- Dapat memohon alam semesta bergerak.
Karena ketidaktahuannya manusia sering menyatakan dirinya dengan
nafsu, mempergunakan daya ciptanya untuk hal-hal yang negatif dan
biasanya manusia meskipun salah akan merasa benar karena sudah ada /
menikmati bukti-bukti keampuhan daya yang diciptakan oleh nafsunya.
Hanya Daya Atmanlah yang dapat mendobrak dan menjelaskan
ketidaktahuan manusia, jika bukan Atman tidak akan kuat atau tembus
sehingga dapat merubah orang tersebut agar menggunakan daya ciptanya
untuk perbuatan yang positif sehingga akan selamatlah ia dari
kegelapan.Orang yang dalam Kuasa Allah mampu menolong orang lain disebut
Maliki Naas dan Illahi Naas adalah Tuhan yang ada pada setiap manusia, Dia
mempunyai kuasa untuk menggerakkannya. Atman keluar / memancar dari daya
kejiwaan / jati diri seseorang (individueele geest) yang mempunyai jiwa pemurah
(mengorbankan kepentingannya untuk orang lain), merupakan perpaduan daya
dari Otak Budhi dan Shadiqul Wa'd yang memancar. ---> individueele eisch
(syarat individu).
Daya Atman seseorang dapat dipakai untuk :
-Melepaskan seseorang dari keterikatan terhadap sesuatu yang
sifatnya hori-zontal.
negatif (perilaku negatif, keramat dsb).
-Membentuk orang menjadi wise / bijaksana.
-Membuat seseorang / keluarga yang selalu dalam kegelapan menjadi
terang dan bercahaya.
Atman bisa memanggil roh-roh halus yang dipuja (keramat) supaya
datang dan sujud.
Atman otomatis membawawatak dan sifat orangnya yaitu membawakan
Cinta Kasih dalam pelayanan.
Daya Atman keluar melalui jantung (cakra 13) dan ulu hati (cakra 4)
yang diarahkan oleh dahi (cakra 6). Sifat dari daya Atman lebih banyak horizontal
(untuk duniawi). Dasar / pondasi keluarnya daya Atman adalah manusia harus
wisdom / bijaksana dan pemurah (sesuai Surat Ar Rakhman).Daya Atman yang
paling top adalah Intuisi yaitu bergabungnya daya cakra 6, cakra 13 dan cakra 4
yang diarahkan vertikal sampai menyentuh lapisan langit / zat mutlak Allah / alam
dimana berkumpulnya Sabda-sabda Tuhan dan Leluhur yang pada saat sampai di
bumi menjadi Firman Tuhan / Ayat Suci. Di dalam ajaran Kejawen dari daya Atman
dihasilkan : Sastro Jendro Hayu Ningrat Pangruwating Diyu (Sastro = daya
kanuragan, Jendro = kesaktian) yaitu meruwat darah sendiri.
Atman adalah suatu pancaran yang dihasilkan dari cakra 13, dimana
cakra tersebut haruslah terbuka lebih dahulu yang mana daya dari pada
Atman itu sendiri tidak mengenal ruang batas (dapat mencapai
jangkauan yang jauh dan scope yang luas, yang sudah maupun akan
terjadi), dapat menembus universum tetapi tak dapat ditembus oleh
apapun dan dapat membuat segala sesuatu bercahaya sehingga tidak ada
lagi yang terselubung serta cahayanya dapat membuat mata menjadi
silau bagi orang yang sudah dapat melihatnya.
Agar dapat memancarkan dan mendayagunakan Atman, maka yang harus
dipahami dalam Al Qur'an adalah surat-surat :
1. Adz Dzaariyaat (angin yang menerbangkan).
2. As Sajdah (sujud).
3. Al Ghaasyiyah (kejadian yang dahsyat).
Untuk melepas seseorang dari belenggu ketidak tahuan karena elmu dan
juga membentuk seseorang menjadi wise, itu hanya bisa ditembus oleh
Atman.
Daya top dari Atman :
1. Menerima wahyu.
Seperti yang didapat oleh Nabi Muhammad SAW.
2. Melepaskan seseorang dari belenggu ketidak tahuan (keramat,
santet, dll).
3. Membuat sesuatu yang tadinya tidak bercahaya menjadi bercahaya.
Bila diartikan dalam bahasa Jawa, apa yang dihasilkan oleh Atman
yaitu "Sastro Jendro Wahyu Ningrat Pangruating Diyu". Sastro : Daya
kanuragan. Jendro : Kesaktian.
Hanya dengan Atman kita bisa menarik Payung Allah (Rakhmat Allah) &
Pimpinan Allah (dan inilah segala-galanya). Atman hanya memancar dari manusia
yang seutuhnya yaitu manusia An Naas.
An Naas = manusia yang sudah Manunggaling Kawulo Gusti.
Atman = jiwa manusia sejati.
Brahman = jiwa universil dari alam.
Universum = alam semesta.
Hasil pertemuan Atman dan Brahman adalah Absolut Benar.
Contohnya : Ramalan Jayabaya dan Ronggowarsito.
Jika Nabi :
Hasil pertemuan Atman dan Brahman adalah (turunnya berupa) Sabda
Tuhan dan Firman Allah (Wahyu) yang dicatat dalam ayat-ayat suci,
dikumpulkan dalam kitab-kitab suci.
Jika bukan Nabi :
Jika Atman menyentuh Brahman maka :
- Akan mendapat Dawuh-dawuh yaitu keterangan dari leluhur-leluhur
yang sudah di sisi Allah (pengolahan oleh pusaka luk 17).
- Turunnya berupa Menghayu Hayuning Bawono.
Atman dapat melepaskan nafsu-nafsu yang ada di manusia.
Menurut Dr. Paryono : orang yang bijak adalah orang yang menyatu
dengan Atman.
Perbedaan antara Atman dengan Rohul Kudus Kuasa :
Atman : Dapat membuat orang yang tadinya tidak tahu (kegelapan)
menjadi tahu (terang).
Sifatnya : Untuk horisontal.
Landasannya : Harus membawakan sifat pemurah (Ar Rahman). Ar Rahman
belum tentu membawakan pengabdian akan tetapi hanya membawakan wisdom.
Namun Karunia Rohul Kudus sifatnya membawakan pengabdian.
Kalau Atman melepaskan belenggu dari ketidaktahuan (keramat, gunaguna,
santet, dll), maka untuk penyembuhannya dengan menggunakan
Karunia Rohul Kudus.
Bila keduanya digabungkan maka jadinya "Menghayu Hayuning Bawono"
(Membawakan keindahan Tuhan yang mana sudah indah dan akan menjadi
lebih indah).
Bawono = jagad, Buwono = jalan lurus.
Bawono : Bawono Ageng dan Bawono Alit.
Sebelum Menghayu Hayuning Bawono harus ayu bawono alit dahulu.
Adanya surat Ar Rahman karena dari surat ini dapat membuat /
membentuk mempunyai daya Atman.
Kalau Karunia Rohul Kudus sakit yang ditimbulkan adalah penyakit
jantung, maka kalau Atman sakit yang ditimbulkan kecuali penyakit
jantung juga sakit diulu hati serasa seperti bergetar.
Perbedaan Atman Dari Kitab Suci Dengan Atman Dari Yoga.
Perbedaan Atman dari Kitab Suci dengan Atman Dari Yoga adalah :
Atman Dari Kitab Suci :
1. Hasil dari : membawakan sifat pemurah, pengasih dan penyayang
(cinta kasih Tuhan) dalam amalan / pengabdian.
2. Skope : luas, bisa dibawa ke udara, bisa menembus universum.
3. Kekuatan dayanya : Bisa menembus Atman dari Yoga.
4. Sifatnya : Bersifat suci / Holly.
5. Geraknya : Daya Atman keluar melalui Jantung (cakra 13) dan Ulu
hati (cakra 4) yang diarahkan oleh Dahi (cakra 6).
6. Manfaatnya : Bisa untuk menyembuhkan dengan jarak yang jauh.
Atman Dari Yoga :
1. Hasil dari : latihan.
2. Skope : terbatas, tidak bisa dibawa ke udara, tidak bisa
menembus univer-sum.
3. Kekuatan dayanya : Tidak bisa menembus Atman dari Kitab Suci.
4. Sifatnya : Tidak ada sifat suci / Holly.
5. Geraknya : Menenangkan diri, menaikkan Nur dan Dhatullah masuk
ke Alam Tu-han dan menarik lalu memasukkan daya Allah ke dalam
dirinya.
6. Manfaatnya : Bisa untuk menyembuhkan tetapi jaraknya terbatas.
Perbedaan antara Atman dengan Karunia Rohul Kudus Kuasa adalah :
Daya Atman :
1. Dasarnya : Orang harus wisdom / bijaksana dan pemurah (Surat Ar
Rakhman).
2. Sifatnya : Untuk horisontal (sifat duniawi).
3. Turunnya : Berupa :
1. Wahyu / Firman Tuhan / Allah.
2. Dawuh / Sabda Leluhur.
4. Geraknya : Daya Atman keluar melalui Jantung (cakra 13) dan Ulu
hati (cakra 4) yang diarahkan oleh Dahi (cakra 6).
5. Penyakit yang ditimbulkan : kecuali penyakit jantung juga sakit
diulu hati serasa seperti bergetar.
6. Manfaatnya : Untuk melepaskan orang / keluarga dari belenggu
dari ketidak-tahuan / kegelapan karena ilmu.
7. Wadahnya : Orang yang menerima Daya Atman bisa banyak orang
pada 1 masa dan orang-orang itu tidak akan mendapatkan ujian
dan cobaan sampai akhir hayatnya.
8. Suratnya dalam al Qur'an :
1. Surat Adz Dzaariyaat.
2. Surat As Sajdah.
3. Surat Al Ghaasyiyah.
9. Sarananya : Pusaka Umyang Majapahit.
10. Skopenya : Umat manusia (Universum).
Karunia Rohul Kudus Kuasa :
1. Dasarnya : Pengorbanan dan pengabdian.
2. Sifatnya : Selalu vertikal.
3. Turunnya : Berupa Mukjizat.
4. Geraknya : Daya Karunia Rohul Kudus Kuasa memancar dari Jantung
(Cakra 13) dan Ulu Hati (Cakra 4) arahnya vertikal dengan daya
Jantung lebih dulu / lebih tinggi untuk mencapai zat mutlak
Allah, sedangkan daya Ulu Hati mengadakan dan mewujudkan sesuai
dengan apa yang dimohonkan kemudian daya Jantung yang menghidupkan.
5. Penyakit yang ditimbulkan : penyakit jantung.
6. Manfaatnya : Untuk menyembuhkan orang / keluarga dari penyakit
akibat dari ketidaktahuan / kegelapan karena ilmu.
7. Wadahnya : Orang yang menerima Karunia Rohul Kudus Kuasa hanya
1 orang pada 1 masa dan orang itu akan mendapatkan ujian dan
cobaan sampai akhir hayat-nya.
8. Suratnya dalam al qur'an :
1. Surat Al Qiyamah (Kebangkitan).
2. Surat Al Furqan (Pembeda).
3. Surat Al Fajr (Terbit Fajar).
Kuasa Menyembuhkan : Surat Yaassiin.
Kuasa Mukjizat : Surat As Dzaariyaat.
9. Sarananya : Pusaka Sabdo Palon.
Kuasa Mukjizat sarananya : Pusaka Kanjeng Kyai Sumelang
Gandring.
10. Skopenya : Orang per orang.